Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka Terganjal Biaya Masuk ke PTN

Kompas.com - 06/08/2012, 08:49 WIB

Proses belajar-mengajar berlangsung di tempat yang sederhana, sebagian di bekas kontainer, gedung semipermanen, dan gedung bekas arena permainan biliar. Waktu belajar-mengajar mulai pukul 07.30-22.00. Pengelola membagi tiga bagian waktu belajar, pertama 07.30-12.30, kedua 13.30-17.00, dan ketiga 19.30-22.00. Kegiatan sekolah ditopang 115 guru sukarelawan yang terdiri dari alumni sekolah, mahasiswa, dan guru tamu dari kalangan profesional. Tidak ada gaji tetap untuk mereka selain pengganti uang transportasi.

Harus ada

”Sekolah ini harus ada. Jika tidak siapa yang menampung mereka yang tidak mampu dan telantar,” kata Roqibaini alias Beni, salah seorang sukarelawan Sekolah Master. Beni adalah alumni sekolah itu dan empat tahun terakhir mengabdikan waktunya untuk kegiatan sekolah.

Para siswa ini juga harus tahan ejekan. Andika Ramadhan Febriansyah, misalnya, sering menerima pertanyaan, mengapa sekolah di sana. ”Kata mereka, sekolahnya tidak jelas, sekolah tidak pakai seragam, ruang kelasnya di kontainer bekas,” kata Dika, panggilan akrabnya.

Sekolah Master memang tidak seperti sekolah lain. Pengelola membolehkan siswanya mengenakan pakaian apa saja asalkan sopan. Jam belajar siswa lebih pendek. Kadang guru mereka tidak datang karena harus mengerjakan sesuatu yang lebih penting. Hal ini dapat dimaklumi karena status mereka sukarelawan bukan pegawai tetap.

Dengan demikian, para siswa harus kreatif karena tak ada biaya untuk memakai jasa bimbingan belajar di luar sekolah untuk mengatasi ketertinggalan. Dwi, misalnya, memohon bantuan jasa sukarelawan mahasiswa Fakultas Ekonomi UI membimbingnya di luar jam sekolah.

Bermodal tekad, kreativitas, dan semangat besar itulah para pelajar miskin ini menembus tembok tebal PTN. Mereka berhasil masuk, tetapi kini mimpi mereka terganjal biaya kuliah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com