SEMARANG, KOMPAS.com - Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Tengah menilai, enam Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) belum mampu memenuhi kebutuhan listrik penduduk Kepulauan Karimunjawa.
"Pembangkit listrik ini hanya beroperasi sekitar enam jam per hari," kata Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Tengah, Teguh Dwi Paryono, di Semarang, Jumat (7/9/2012) ini.
Padahal, lanjut Teguh, kebutuhan bahan bakar untuk masing-masing pembangkit 30 liter solar. Dengan alokasi anggaran yang hanya Rp 300 juta per tahun, keberadaan pembangkit-pembangkit itu tidak akan optimal.
Solusi utama untuk mengatasi permasalahan itu, menurut dia, dengan jaringan kabel bawah laut. Jaringan kabel sepanjang 90 kilometer tersebut akan diambilkan dari sumbernya di Pulau Jawa.
Kebutuhan biaya untuk jaringan bawah laut ini, kata dia, diperkirakan lebih dari Rp 30 miliar. "Kalau melihat dari pengalaman di Kepulauan Seribu, kemungkinan lebih dari Rp30 miliar," katanya.
Ia menjelaskan, kebutuhan listik untuk Kepulauan Karimunjawa sangat mendesak, terutama jika pengembangan Bandara Dewandaru telah selesai.
Sumber: Antara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.