Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/09/2012, 18:14 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana memperlebar jalur undangan dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) terus menuai perhatian. Pasalnya, rencana itu dianggap jauh dari rasa adil.

Pengamat pendidikan Universitas Paramadina, Mohammad Abduhzen mengatakan, rencana itu belum tepat dilaksanakan dalam waktu dekat. Setidaknya sampai layanan dan mutu pendidikan dapat dibangun merata secara nasional.

"Rencana itu untuk saat ini belum tepat. Kenapa? Karena kualitas pendidikan belum merata," kata Abduhzen kepada Kompas.com, Kamis (13/9/2012), di Jakarta.

Ia menyampaikan, kebijakan sebelumnya soal 60 persen jalur undangan untuk masuk ke PTN juga belum optimal. Sejumlah ketidaksiapan di lapangan akhirnya memicu kecurangan.

"Manipulasi nilai akan banyak, karena sekolah berlomba meloloskan anak-anak," ucapnya.

Untuk diketahui, masuk PTN melalui jalur undangan dilakukan berdasarkan rekomendasi sekolah atas nilai rapor. Setiap sekolah memiliki jatah berbeda yang ditentukan oleh akreditasinya. Sekolah terakreditasi A mendapat jumlah terbesar, yakni 50 persen jumlah siswa yang lulus masuk dalam rekomendasi sekolah ke jalur undangan.

"Apalagi kalau menggunakan nilai UN, manipulasi mungkin akan lebih banyak," tandasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    28th

    Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

    Syarat & Ketentuan
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
    Laporkan Komentar
    Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Verifikasi akun KG Media ID
    Verifikasi akun KG Media ID

    Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

    Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com