JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengaku telah membuat satuan tugas (satgas) untuk mengawasi dan memetakan solusi terbaik terkait tawuran antarpelajar SMAN 70 dan SMAN 6 Jakarta Selatan. Ia mengatakan, tim tersebut mewakili semua unsur, dari mulai guru sampai pihak kepolisian.
"Kami sudah buat satgas terkait tawuran ini. Anggotanya ada dari kepala sekolah, guru, siswa, alumni, kepolisian termasuk juga perwakilan masyarakat," kata Nuh, di gedung Kemendikbud, Jakarta (26/9/2012).
Ia menjelaskan, awalnya satgas itu dibentuk untuk menangani kasus tawuran di kawasan Mahakam-Bulungan yang terjadi Senin (24/9/2012) lalu. Akan tetapi, jangkauannya diperluas menyusul tawuran pelajar yang terjadi di wilayah lain.
"Awalnya khusus untuk kasus tawuran di Bulungan, akan tetapi setelah ada tawuran di Manggarai siang tadi kami akan tambah satgas, minimal bisa untuk melokalisir wilayah DKI Jakarta," jelasnya.
Berkali-kali ia tegaskan, yang menjadi prioritas utama kementerian saat ini adalah adalah bagaimana mendamaikan sekolah yang siswanya bertikai demi menjaga suasana belajar yang kondusif.
"Kita belum bicara soal sanksi, tapi bagaimana merukunkan sekolah terlebih dahulu. Kalau di situasi ini diberikan sanksi maka akan lebih panas lagi," tambahnya.
Setelah kasus tawuran di kawasan Mahakam-Bulungan, Jakarta Selatan, kembali pecah Senin lalu dan menewaskan seorang siswa dari SMAN 6, siang ini, tawuran antarpelajar kembali terjadi di kawasan Manggarai, Jakarta Pusat. Insiden terakhir juga menewaskan satu orang pelajar.
Berita terkait peristiwa ini dapat diikuti dalam topik "Tawuran SMA 70 dan SMA 6"