Keberingasan Pelajar Kian Meresahkan

Kompas.com - 27/09/2012, 07:41 WIB

Zulfadli dan Dedi juga mengkritik polisi yang dinilai melakukan tindakan pembiaran. ”Lalu, ke mana intelijen polisi? Ke mana fungsi kepolmasan polisi?” ucap Zulfadli.

Taufik Yudi Mulyanto, yang dihubungi secara terpisah menanggapi kritik dan kecaman para wakil rakyat itu, mengucapkan terima kasih. Dalam waktu dekat, lanjutnya, OSIS di kedua sekolah itu akan mengadakan sejumlah kegiatan sosial dan kesenian.

Negara absen

Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Dwi Rio Sambodo, mengatakan, terus berulangnya tawuran pelajar yang memakan korban karena pihak-pihak terkait tidak optimal melakukan pencegahan.

”Dalam hal ini, negara terkesan absen dalam problematika tawuran pelajar. Selama bertahun-tahun, instansi-instansi terkait tidak melakukan pencegahan secara terintegrasi dan optimal,” katanya.

Penyelenggara pendidikan, yaitu sekolah di garda depan, suku dinas pendidikan, ataupun dinas pendidikan sebagai pemegang otoritas, juga gagal mentransformasikan substansi pendidikan. ”Isi kurikulum ataupun operasional pelaksanaannya sering kali terlihat sekadar formalitas di sekolah,” ujar Rio.

Koordinator Koalisi Pendidikan Lody Paat menambahkan, agar pendidik kembali berwibawa dan didengar serta bisa menjadi contoh baik bagi para siswa, seharusnya diterapkan aturan tegas disertai sanksi atas setiap pelanggaran.

Dua tawuran

Rabu kemarin, sedikitnya pecah dua perkelahian antarsiswa di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, dan di Jalan Komodor, Halim Perdanakusuma, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur.

Data dari Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya, pada pukul 12.30 terjadi perkelahian antara siswa SMA YK dan SMK KZ yang keduanya berada di Jakarta Timur. Terjadi saling melempar batu di antara dua kelompok siswa dari dua sekolah itu di perbatasan antara Jalan Minangkabau dan Jalan Saharjo. Saksi mata yang juga siswa SMA YK, Reza Nuryaman (18), mengatakan, ia dan tujuh temannya dikeroyok oleh dua kelompok siswa SMK KZ.

Hasil penyelidikan polisi, Deni Januar ditemukan tewas di Jalan Payahkumbuh yang berbatasan dengan Jalan Minangkabau. Menurut para saksi, Deni disabet dengan senjata tajam oleh salah satu siswa SMK KZ ketika menolong temannya yang terjatuh.

”Sudah ditangkap satu pelaku, AD, siswa SMK KZ, yang diduga membacok Deni. Alat bukti berupa celurit juga sudah diamankan,” kata Kepala Polres Jakarta Selatan Komisaris Besar Wahyu Hadiningrat didampingi Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Hermawan.

Polisi juga menahan dua siswa dari SMA YK, yaitu FD dan TT. Polisi kini masih mengejar EK dan GL, siswa SMK KZ yang juga terlibat perkelahian.

Sementara itu, di Halim Perdanakusuma, satu orang siswa, Susilo (15), mengalami cedera berat di bagian punggung akibat terkena sabetan benda tajam. Susilo yang merupakan siswa kelas I Jurusan Administrasi Perkantoran SMK Mardhika, Jalan Raya Condet, Kramat Jati, langsung dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Kristen Indonesia, Cawang, oleh dua kawannya.

Menurut beberapa teman satu kelasnya, sebelum jam istirahat pertama, Susilo izin ke guru piket untuk menyusul temannya, Rahmat dan Faturohim, yang izin pulang ke rumah untuk mengambil surat keterangan tidak mampu. Surat itu akan digunakan untuk memperoleh keringanan biaya sekolah.

Salah seorang teman sekelasnya, AR (15), mengungkapkan, tiga sekawan itu kemudian berangkat dengan menumpangi satu sepeda motor yang dikendarai Rahmat. Namun, di tengah jalan mereka berhenti untuk buang air kecil di pinggir Jalan Komodor.

Ketika ketiga siswa itu buang air kecil, tiba-tiba datang sejumlah siswa berseragam warna biru sambil mengacungkan senjata tajam mendekati mereka. Ketiganya kemudian dianiaya. (NEL/RAY/MDN/GAL/ eln/rts/FRO/PIN/WIN)

Berita terkait peristiwa ini dapat diikuti dalam topik "Tawuran Pelajar Memprihatinkan"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau