Sementara itu, penyerangan terhadap tiga siswa SMK Mardhika oleh sejumlah siswa berseragam biru di kawasan Halim Perdanakusuma, Makasar, Jakarta Timur, belum terungkap.
Penyerangan itu menyebabkan salah satu dari tiga siswa itu, Susilo (15), mengalami luka sobek di pinggul belakang akibat kena sabetan benda tajam.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Dian Perry mengatakan tengah menyelidiki sejumlah siswa sekolah pelayaran di Jakarta Timur. ”Kami sedang menyelidiki,” katanya.
Tawuran belum berhenti
Kendati polisi sudah menangkap sejumlah pelaku, pemberian sanksi tidak cukup sampai di sini, tetapi perlu diperluas kepada semua pihak terkait. Pasalnya, tawuran sudah meluas dan sistemik.
Kemarin, 54 pelajar asal sejumlah SMK di Bogor juga diamankan aparat Polsek Sukmajaya, Depok, karena diduga hendak tawuran. Saat digeledah, ditemukan sejumlah senjata seperti sabuk dengan bandul gir.
Dari keterangan Kepala Polsek Sukmajaya Ajun Komisaris Fitria Mega, puluhan pelajar dari sejumlah sekolah di Bogor itu ditangkap di Jalan Bahagia Raya, tak jauh dari SMK Ganesha Abadijaya, Sukmajaya. Mereka berasal dari SMK Mekanika, SMK Yappis, dan SMK Yatek.
Dari keterangan Kepala Unit Reskrim Polsek Sukmajaya, puluhan siswa itu diduga hendak membantu pelajar SMK Ganesha yang akan menyerang sekolah lain.
Tawuran juga terjadi di Jalan Merdeka, Depok, sekitar pukul 15.00. Namun, para pelajar yang tidak diketahui asal sekolahnya itu langsung kocar-kacir saat warga, polisi, dan anggota TNI mengusir mereka. Tidak ada korban dalam peristiwa ini.
Titik rawan
Polda Metro Jaya juga melansir titik-titik rawan tawuran pelajar di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Ironinya, tak sedikit dari sejumlah ruas jalan rawan tawuran juga ada yang berdekatan dengan kantor polisi. Ruas Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur, contohnya. Padahal, ruas jalan itu hanya berjarak sekitar 50 meter dari Kantor Polres Jakarta Timur.
Menurut sejumlah pedagang kaki lima dan juru parkir, bisa tiga sampai empat kali dalam seminggu terjadi tawuran pelajar di ruas jalan itu. Mereka membawa celurit, pedang samurai, dan gir untuk berkelahi.
Menurut Parmin (45), pedagang kaki lima lainnya, personel TNI dan polisi baru akan turun ke jalan jika tawuran sudah memanas. ”Ada beberapa kali polisi sampai melepaskan tembakan membubarkan,” katanya.
Bahkan di Jakarta Utara, tawuran antarpelajar sudah mengarah pada kriminalitas, berupa perampokan. Salah satunya tawuran yang terjadi di kawasan Pademangan, 13 September.