Kepsek: Kita Serius Ingin Putus Mata Rantai Tawuran

Kompas.com - 02/10/2012, 13:57 WIB
Ali Sobri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya memutus mata rantai tawuran antarpelajar yang sering terjadi di ibu kota Jakarta terus dilakukan pascatawuran antarpelajar di sejumlah titik hingga menewaskan korban jiwa. Kepala SMA Negeri 70, Saksono Liliek Sutanto mengaku serius untuk memberantas aksi tawuran di sekolah.

"Kita mendukung agar mata rantai tawuran benar-benar terputus. Nanti kita akan bicarakan dalam dialog bersama dengan kepala SMA se-DKI," ungkap Liliek Sutanto, di kantornya, Selasa (2/10/2012) siang.

Insiden tawuran antarpelajar SMAN 70 dan sekolah tetangganya, SMAN 6, terus berulang. Terakhir kali, tawuran naas pada hari Senin (24/9/2012), menewaskan salah satu siswa SMAN 6, Alawy Yusianto Putra. Hingga kini, meski kegiatan belajar mengajar di sekolah berstatus unggulan di kawasan Jakarta Selatan itu sudah kembali normal, upaya menghentikan tawuran terus berlangsung.

Kemarin, Ahmad Subrata, seorang alumni SMAN 70, mengakui bahwa aksi tawuran di almamaternya terus berlangsung karena warisan dendam dan kesalahpahaman dari generasi ke generasi.

"Kita membiarkannya sehingga tawuran terus terjadi. Dulu saya sudah pernah mengurus nama-nama anak yang terlibat tawuran. Saya pernah melaporkan kejadian, malah saya digaplokin. Kayaknya, gaya preman terus terjadi," katanya di hadapan Kepala SMAN 6, Kepala SMAN 70, Dirjen Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hamid Muhammad, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Taufik Yudi Mulyanto, Ketua Komite Sekolah, dewan guru, orangtua dan wali murid, serta para para alumni lainnya usai upacara peringatan Hari Kesaktian Pacasila.

Menurutnya, semua pihak perlu berkomitmen untuk memutus mata rantai tawuran ini secara massal. Ahmad juga mengusulkan penggabungan sekolah di antara dua sekolah unggulan di kawasan Jakarta Selatan tersebut.


Berita terkait peristiwa ini dapat diikuti dalam topik "Tawuran Berdarah"

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau