JAKARTA, KOMPAS.com — Masih maraknya aksi kekerasan yang terjadi di kalangan pelajar menuntut guru harus memiliki variasi cara penanganan dan sensitivitas untuk sigap merespons gejala psikologis para peserta didiknya. Budayawan Mohammad Sobari mengatakan, tindak kekerasan di sekolah umumnya melibatkan anak-anak dengan kategori nakal atau bermasalah, yang disebutnya sebagai anak-anak istimewa dan khusus, sehingga harus disikapi dengan cara yang khusus pula.
"Diperlukan suatu pendekatan dan strategi khusus. Guru harus kaya akan cara dan sensitif terhadap gejala psikologis murid-muridnya," katanya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/10/2012).
Sobari melanjutkan, tak perlu ada kurikulum khusus untuk anak-anak yang memiliki perilaku agresif. Guru dengan didukung oleh kurikulum harus memikirkan cara untuk mendidik anak-anak sesuai dengan karakteristiknya dan mengembangkan diri mereka sesuai dengan keahliannya.
"Kurikulumnya tak perlu dibuat khusus. Yang penting murid dididik menjadi manusia merdeka, berakhlak, dewasa, dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri," tandasnya.
Pernyataan Sobari ini terkait dengan kekerasan yang masih terjadi di lingkungan pendidikan, menyusul dua peristiwa tawuran antarpelajar yang terjadi sepekan lalu yang merenggut nyawa dua pelajar secara sia-sia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.