Evaluasi Tawuran Mesti Komprehensif

Kompas.com - 06/10/2012, 10:22 WIB
Ali Sobri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Dwi Rio Sambodo, prihatin dengan kekerasan yang terjadi di dunia pendidikan di Jakarta. Pascatawuran antarpelajar yang terjadi di Bulungan, Jakarta beberapa waktu lalu itu, dia menyatakan perlu adanya evaluasi menyeluruh sehingga kasus tawuran di Jakarta tidak akan terulang lagi.

"Evaluasi tawuran mesti diselesaikan secara komprehensif, bukan hanya dibagian siswanya, tetapi sistem pendidikannya, keamanaan aparat, dan kebijakan pemerintah harus mendukung penanggulangan konflik tawuran ini," ucap Dwi dalam diskusi publik anti tawuran pelajar di SMA Negeri 54 Jakarta Timur, Jumat (5/10/2012) sore.

Di hadapan ratusan siswa perwakilan OSIS SMA-SMK-MA se-DKI Jakarta, Dwi menuturkan tawuran antarpelajar SMA Negeri 70 dan SMA Negeri 6 yang menewaskan satu korban jiwa itu merupakan puncak gunung es. Permasalahan tersebut paling sering muncul ke permukaan dan akhirnya, tawuran benar-benar membutuhkan penyelesaiannya.

Dalam paparannya, Dwi juga mengomentari praktik pendidikan di Indonesia. Dia menilai, evaluasi pendidikan yang berjalan selama ini masih kurang mengimplementasikan kemampuan sikap anak didik.

"Evaluasi kita selama ini lebih kepada hanya masuk di kepala anak didik saja, secara formalitas mereka menerima pelajaran tetapi sekali lagi hanya untuk dihafal saja. Buat apa?" Kritiknya.

Dwi mengaku kagum dengan sistem pendidikan menengah di luar negeri, yang menurutnya mampu menerapkan keduanya, yaitu materi dan praktik. Dia mencontohkan China. Demi membangkitkan rasa solidaritas nasional, pendidikan kewarganegaraan semacam Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan tetap disertai dengan praktik. Para guru di negara tersebut biasanya mengajak siswa terjun langsung ke komunitas warga China di daerah pedalaman.

"Mereka bertemu petani desa, atau ke kantung-kantung rumah miskin di China. Untuk apa? Hal tersebut agar bisa mencerahkan anak didik di China, bahwa masih banyak hal yang terjadi di luar sana, belajar berbagi dan mensyukuri," tandasnya lagi.

Lebih lanjut, Dwi mengharapkan aplikasi pendidikan Indonesia ke depan didasari oleh pengabdian dan cita-cita membebaskan masyarakat dari kebodohan dan kemiskinan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


    Terkini Lainnya

    Cerita Novika, Alumnus UGM Jadi Penyuluh Pertanian di Daerah 3T

    Cerita Novika, Alumnus UGM Jadi Penyuluh Pertanian di Daerah 3T

    Edu
    Kisah Pak Theo, Guru yang Mengajar Anak Suku Moskona di Teluk Bintuni, Papua Barat

    Kisah Pak Theo, Guru yang Mengajar Anak Suku Moskona di Teluk Bintuni, Papua Barat

    Edu
    Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan Tanus  dan AAU

    Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan Tanus dan AAU

    Edu
    BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

    BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

    Edu
    Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

    Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

    Edu
    “Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

    “Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

    Edu
    Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

    Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

    Edu
    Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan 'Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025'

    Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan "Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025"

    Edu
    Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

    Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

    Edu
    Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

    Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

    Edu
    Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

    Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

    Edu
    Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

    Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

    Edu
    Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

    Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

    Edu
    Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

    Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

    Edu
    Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

    Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

    Edu
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau