DPR: "Character Building" untuk Cegah Tawuran

Kompas.com - 18/10/2012, 14:23 WIB
Ali Sobri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengomentari aksi tawuran yang semakin merajalela belakangan ini, Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Agus Hermanto mengatakan, metode pengembangan character building di lingkungan sekolah sangat menentukan perubahan sikap para pelajar dalam meredak aksi tawuran di Indonesia.

"Dulu kita sangat menjiwai mata pelajaran P4, tapi kalau sekarang diterapkan memang kurang sesuai. Tapi dengan menerapkan lagi empat pilar pengembangan karakter, semua pelajar bisa mengedepankan hati nuraninya," ujar Agus saat berbincang dengan Kompas.com di gedung DPR RI Jakarta, Kamis (18/10/2012).

Empat pilar yang dimaksud adalah Undang-undang Dasar 1945, Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika. Keempatnya, lanjut Agus harus gencar disosialisasilan kepada seluruh pelajar mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.

"Karakter kebangsaan ini dapat terbentuk jika lingkungan pendidikan benar-benar mewajibkan pemahaman empat hal tersebut," kata Agus usai menghadiri rapat paripurna di gedung Nusantara II DPR RI.

Soal tawuran yang semakin intens terjadi ini, dikatakan Agus juga butuh penyelesaian yang tidak hanya sekali dua kali penyelesaian, akan tetapi butuh tahapan penyelesaian jangka panjangnya dan berkelanjutan.

"Untuk jangka pendeknya itu harus ada pelaksanaan hukum yang ketak yang diberlakukan bagi pelaku tawuran. Dia yang salah atau tersangka provokasi itu biar dilakukan penegakan hukum yang jelas, biar efek jera bisa dirasakan juga bagi yang lainnya," ucapnya mendorong pihak penegak hukum cerdas dan cekas menyelesaikan masalah tawuran yang sudah terungkap.

"Kepolisian juga bisa meningkatkan pengawasan terhadap perilaku para pelajar, terutama di lokasi yang dinilai rawan menjadi tempat aksi tawuran," ucapnya.

Namun ia menegaskan lagi, bahwa yang terpenting dalam mencegah tawuran antarpelajar adalah dengan menerapkan empat pilar pengembangan karakter berbangsa dan bernegara itu.

"Penyampaiannya harus benar-benar dan serius, biar bisa menghayati makna berbangsa dan bernegara yang benar," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau