DEPOK, KOMPAS.com - Susah mengajarkan anak untuk memiliki pola hidup ramah lingkungan? Tidak, mereka justru suka. Anak-anak suka diajarkan membuang sampah pada tempatnya, anak-anak suka diajarkan mematikan keran pada saat menyikat gigi, bahkan anak-anak suka diajak menanam pohon. Jadi, tak ada alasan bagi orangtua dan guru untuk enggan mengajak mereka bersahabat dengan alam.
Dalam Tur Edukasi Bumiku Lestari di Semut-Semut Natural School Kelapa Dua, Depok, sukacita itu tersajikan. Di tengah suasana sejuk meski tengah beranjak siang, sejumlah anak dari kelas I sampai kelas VI berceloteh ria sambil gotong-royong menanam bibit-bibit pohon sukun, mangga, alpukat, rambutan dan cendana di beberapa titik di sekolah mereka.
Bagi Syifa, kegiatan menanam pohon ini bukan yang pertama kali untuknya. Sebelumnya siswi kelas V SD Semut-Semut Natural School ini sudah pernah ikut kegiatan menanam pohon yang digelar oleh sekolahnya. Namun, dia tak bosan. Dengan penuh antusias, Syifa kembali menerima permintaan gurunya untuk mewakili anak-anak kelas V menanam pohon. Mengapa?
"Senang aja, karena menurutku, dengan menanam pohon itu kan bisa melestarikan bumi, bikin bumi lebih sejuk," tuturnya kepada Kompas.com, Selasa (6/11/2012).
Syifa bercerita bahwa dirinya mengetahui manfaat menanam pohon itu dari rumah dan sekolah. Dari kedua tempat inilah, wawasan Syifa tentang alam dan lingkungan hidup terbuka lebar. Apalagi, halaman sekolah Syifa yang berkonsep alam memiliki banyak pohon dan tanaman.
"Aku kan belajar di sekolah, terus di rumah, aku suka baca-baca buku tentang bumi," ungkapnya kemudian.
Beda dengan Davin. Ini pengalaman pertamanya menanam pohon. Siswa kelas II ini berteriak kegirangan ketika Kepala Divisi Kesiswaan Sekolah Dasar Semut-Semut Natural School, Karso Wijaya, membawakan bibit pohon mangga ke depan barisan kelompoknya.
"Nih, biar ada pohon mangga di sekolah kita," ungkap Pak Karso.
"Waaah, kita tanam pohon mangga. Asyik...," seru Davin kepada teman di belakangnya.
Davin bersama teman-teman sekelompoknya memasukkan bibit pohon mangga ke dalam lubang yang sudah disediakan sebelumnya di bagian depan halaman sekolah mereka. Setelah itu, mereka bergotong royong menutup lubang dengan bantuan sekop yang disediakan. Semuanya mereka lakukan sendiri.
"Aku senang karena baru pertama kali. Tadi masukin pohon ke dalam lubang terus masukin tanahnya. Senangnya kenapa ya? Bisa bikin bumi lestari," tuturnya sambil bergelayut di mainan tali di dekat tempat penanaman pohon berikutnya.
Sebelum menanam pohon bersama, anak-anak ini mendengarkan penjelasan dari Pak Karso mengenai alasan mereka perlu menanam pohon, merawatnya dan merawat lingkungan sekitar. Cinta dari Tuhan, ungkap Pak Karso, harus dibalas dengan cinta kepada sesama dan alam sekitar. Salah satunya, dengan menghijaukan lingkungan seperti yang akan mereka lakukan kemudian.
Usai menanam pohon, anak-anak pun mencuci tangan mereka yang kotor terkena tanah. Di sini, mereka belajar untuk mematikan keran air ketika mereka menggosok tangan dengan sabun agar air tak sia-sia terbuang.
Dibiasakan ramah lingkungan
Dalam waktu 2,5 jam, anak-anak SD di Semut-Semut Natural School memang diajak untuk mengenal banyak aktivitas yang ramah lingkungan oleh Oppie Andaresta dan tim. Pengenalan ini diharap bisa mendorong anak-anak untuk memiliki pola hidup mencintai lingkungan.