Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyiapkan Ahli Mesin Madya

Kompas.com - 20/11/2012, 09:54 WIB
Ester Lince Napitupulu, Sri Rejeki

Penulis

”Pelanggaran dalam bentuk ketidakjujuran, sepeti mencontek, mencuri, terlambat, hingga perkelahian, sangat serius. Kami tidak segan untuk mengeluarkan siswa. Aturan sudah tertulis dalam buku pedoman siswa, termasuk poinnya,” kata Margono.

Menurut Margono, sekolah pun mendesain hukuman yang mendidik, yang mampu membangun kesadaran diri siswa untuk memperbaiki diri. Terlambat satu menit, misalnya, harus diganti dengan 30 jam mengerjakan tugas. Bisa juga siswa diminta melakukan tugas sosial ke luar sekolah, semisal ke panti asuhan atau jompo.

Siswa kelas X yang tidak naik kelas harus siap dikeluarkan dari sekolah. Tahun lalu, ada 20 siswa yang drop out.

Penerapan sistem drop out untuk siswa tingkat awal membuat siswa terpacu untuk belajar maksimal. Setiap dua bulan siswa dievaluasi untuk mendapat pendampingan yang tepat.

Kekhasan karakter alumni SMK St Mikael sebagai bagian dari Asosiasi Sekolah Jesuit Indonesia ini menjadi nilai plus yang membuat mereka sukses di kehidupan dan dunia kerja. Ditambah dengan penguasaan kompetensi yang disiapkan secara terarah dan berjenjang sesuai dengan kebutuhan dunia industri.

Murdianto mengatakan, sekolah ini berencana menambah program keahlian, tetapi belum diputuskan. Permintaan tenaga kerja menengah di bidang peralatan medis cukup tinggi. Demikian juga keahlian mekatronika untuk kelistrikan sepeda motor, mobil, maupun kesehatan.

Keunggulan SMK St Mikael ini membuat Pemerintah Kota Solo menggandeng sekolah ini untuk memberikan pelatihan permesinan bagi pemuda di daerah itu. Para siswa yang dilatih dan magang di sekolah itu diincar banyak perusahaan.

SMK ini memiliki sertifikat manajemen mutu sejak tahun 2003, sekaligus menjadi SMK pertama di Indonesia yang menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2000. Sekolah ini juga menjadi tempat uji kompetensi las sejak tahun 2009.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com