KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan Polda Metro Jaya menggelar pendidikan Gerakan Apresiasi Karakter Siswa Indonesia (G-AKSI) yang diikuti oleh para pelajar se-Jabodetabek sebagai upaya pencegahan kembali terjadinya tawuran di kalangan pelajar. Dirjen Pendidikan Menengah Kemdikbud Hamid Muhammad mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk menciptakan generasi muda berkarakter pemimpin.
"Ke depan kita harapkan kegiatan G-AKSI ini dapat berlanjut dan berkembang ke sejumlah wilayah. Karena kegiatan ini sangat relevan dan penting mengingat tantangan ke depan bagi para generasi muda cukup berat," kata Hamid Muhammad pada pembukaan G-AKSI yang digelar di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Metro Jaya di Lido, Kabupaten Bogor, Selasa (21/11/2012).
Program awal ini diikuti sekitar 674 pelajar SMA se-Jabodetabek yang dibagi dalam tiga angkatan, yaitu pelatihan untuk angkatan I yang terdiri dari 204 orang pelajar dari tanggal 19-24 November, untuk angkatan ke II 27 November-2 Desember, lalu angkatan ke III pada tanggal 4-9 Desember.
Selain perwakilan dari OSIS masing-masing sekolah, G-AKSI juga diikuti oleh para pelajar yang kerap terlibat tawuran. Sekolah memilih sendiri wakilnya untuk dikirim ke pelatihan ini. Rata-rata, tiap sekolah mengirimkan 20-30 orang murid untuk mengikuti kegiatan pembinaan tersebut.
Dalam kegiatan pembinaan di SPN Lido tersebut, siswa diberikan pembinaan mental, fisik dan spiritual dengan sistem outward bound, baris berbaris, dan kegiatan yang dapat mendorong pembentukan karakter lewat kegiatan sosial dan saling bertoleransi. Kegiatan ini melatih sikap jujur dan kematangan mengendalikan emosi.
"Kegiatan ini sangat relevan terutama dalam menyiapkan generasi muda berkarakter. Mempersiapkan pemuda yang memiliki jiwa kepemimpinan berkarakter tinggi ini merupakan keharusn agar mendorong terwujudnya Indonesia emas pada 2015," tambah Hamid.
Menurutnya, generasi muda berkarakter adalah pelajar yang dinamis, berfikir cemerlang, dijiwai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hamid menyebutkan, ada tiga hal dalam fondasi pembangunan bangsa Indonesia. Pertama, sebagai makhluk Tuhan pelajar tidak boleh sombong dan harus rendah hati. Kedua, sebagai insan pendidikan, pelajar harus terus belajar dan menuntut ilmu dengan tekun. Ketiga, sebagai generasi muda, pelajar harus cinta terhadap tanah air, dengan menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap bangsa.
"Program G-AKSI ini sebagai bagian dari pendidikan karakter untuk SMA dan SMK. Kegiatan ini selain dilakukan di sekolah juga di luar sekolah. Kita (Kemendiknas) bekerjasama dengan Kepolisian tujuan utamanya untuk membentuk karakter anak," katanya.
Disiplin
Sementara itu, Direktur Bimas Polda Metro Jaya, Kombes Yosi Hariyoso mengatakan, jiwa kepemimpinan dan disiplin di diri siswa perlu ditumbuhkan, sebagai salah satu upaya mencegah tawuran pelajar.
"Tawuran itu terjadi karena kurangnya disiplin siswa, mereka juga tidak memiliki karakter yang teguh. Jika jiwa kepemimpinan dan karakter siswa ditumbuhkan, mereka tentu tidak akan mau terlibat tawuran," katanya.
Yosi mengatakan, pembinaan dan pendidikan para pelajar tersebut melibatkan sejumlah instruktur dan tutor dari SPN Lido dan juga dari Kemendiknas. Selama pendidikan, pelajar akan diajarkan baris-berbaris, bangun pagi, outbound, dan saling berkerjasama dalam setiap tim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.