Ini Akibatnya Jika Tugas Guru Direduksi

Kompas.com - 26/11/2012, 17:42 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah tidak pernah berhenti menggaungkan pendidikan karakter untuk anak bangsa. Namun sayangnya pendidikan karakter yang didengungkan tersebut masih jauh dari kata tercapai karena guru sebagai garda depan tak bekerja sesuai tugas utamanya.

Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Sulistiyo, mengatakan bahwa tugas utama guru yang sebenarnya tidak hanya mengajar saja tapi juga mendidik, membina dan mengevaluasi. Namun hal ini urung terwujud karena muncul batas minimum tatap muka guru dan murid yang harus dicapai sebagai syarat penilaian kinerja.

"Guru ini punya peran penting untuk meningkatkan mutu pendidikan. Tapi dalam tugasnya saat ini telah tereduksi yaitu hanya mengajar saja," kata Sulistiyo, saat jumpa pers di Kantor PGRI, Jalan Tanah Abang III, Jakarta, Senin (26/11/2012).

Tak hanya itu, pembinaan kompetensi dan sertifikasi juga mengalami ketimpangan antara guru PNS dengan guru swasta dan honorer. Pasalnya, kesenjangan pembinaan kompetensi ini berpengaruh pada penilaian kinerja dan pengaturan kenaikan pangkat atau jabatan para guru ini.

"Banyak guru swasta yang sudah 20 tahun mengajar tapi tidak juga naik jabatannya. Ini harus diatur karena berkaitan juga dengan kesejahteraan mereka," ujar Sulistiyo.

Sementara itu, untuk uji kompetensi terhadap guru ini juga harus seimbang antara pengetahuan dengan keterampilan dan perilakunya. Tentu dengan cara seperti ini diharapkan akan mampu melahirkan guru yang inspirati dan berkarakter untuk anak bangsa.

"Jadi jangan hanya pengetahuan saja tapi juga kepribadian dan sosialnya. Contohnya ibu Muslimah di Laskar Pelangi, kalau di uji kompetensi mungkin tidak lulus tapi dedikasi kerja dan kepribadiannya sangat bagus. Yang seperti ini harus diperhatikan juga," ungkap Sulistiyo.

"Karena selama tugas guru terus direduksi maka pendidikan karakter tidak akan tercapai," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

H-1 Pendaftaran SNBP 2025, Ini Panduan Mulai Login hingga Finalisasi

H-1 Pendaftaran SNBP 2025, Ini Panduan Mulai Login hingga Finalisasi

Edu
Rasakan Ketidakadilan soal Tukin, Dosen ASN Kemendikti Saintek: Kami Merasa Dianaktirikan

Rasakan Ketidakadilan soal Tukin, Dosen ASN Kemendikti Saintek: Kami Merasa Dianaktirikan

Edu
13 Jurusan IPB Sepi Peminat, Acuan Daftar SNBP 2025 pada 4 Februari

13 Jurusan IPB Sepi Peminat, Acuan Daftar SNBP 2025 pada 4 Februari

Edu
Pendaftaran KIP Kuliah 2025 Segera Buka, Cek Besaran Bantuannya

Pendaftaran KIP Kuliah 2025 Segera Buka, Cek Besaran Bantuannya

Edu
Mendikti: Banyak Peraturan Menteri Tak Sesuai Prinsip Otonomi Perguruan Tinggi

Mendikti: Banyak Peraturan Menteri Tak Sesuai Prinsip Otonomi Perguruan Tinggi

Edu
Pendaftaran KIP Kuliah 2025, Bantuan hingga Rp 12 Juta Per Semester

Pendaftaran KIP Kuliah 2025, Bantuan hingga Rp 12 Juta Per Semester

Edu
Polemik Tukin Dosen ASN, Koordinator Adaksi: Salah Nadiem atau Menteri Sekarang?

Polemik Tukin Dosen ASN, Koordinator Adaksi: Salah Nadiem atau Menteri Sekarang?

Edu
Biaya Kuliah Mahal, Mendikti: Kalau Murah Bagaimana Dosen Bisa Mendidik?

Biaya Kuliah Mahal, Mendikti: Kalau Murah Bagaimana Dosen Bisa Mendidik?

Edu
Tidak Hadir di Demo Dosen Tuntut Tukin, Mendikti Satryo Hadiri Dies Natalis UI

Tidak Hadir di Demo Dosen Tuntut Tukin, Mendikti Satryo Hadiri Dies Natalis UI

Edu
Dosen ASN Ancam Mogok Mengajar jika Tuntutan Tukin Tak Dipenuhi

Dosen ASN Ancam Mogok Mengajar jika Tuntutan Tukin Tak Dipenuhi

Edu
Anggaran Tukin 2025 Rp 2,5 Triliun Hanya Cukup untuk Sepertiga Dosen ASN

Anggaran Tukin 2025 Rp 2,5 Triliun Hanya Cukup untuk Sepertiga Dosen ASN

Edu
Sekolah Minta Perpanjangan Pengisian PDSS SNBP 2025, Ketua SNPMB: Tidak Bisa

Sekolah Minta Perpanjangan Pengisian PDSS SNBP 2025, Ketua SNPMB: Tidak Bisa

Edu
Ramai Video Perbedaan Siswa Indonesia dan China, Pakar: Benahi Kualitas Guru

Ramai Video Perbedaan Siswa Indonesia dan China, Pakar: Benahi Kualitas Guru

Edu
Mendikdasmen: AI dan Coding Jadi Mata Pelajaran Pilihan Mulai Semester Depan

Mendikdasmen: AI dan Coding Jadi Mata Pelajaran Pilihan Mulai Semester Depan

Edu
Beasiswa Maudy Ayunda Dibuka bagi Mahasiswa S1, Ada Bantuan Biaya Kuliah

Beasiswa Maudy Ayunda Dibuka bagi Mahasiswa S1, Ada Bantuan Biaya Kuliah

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau