Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai-ramai Les Pelajaran

Kompas.com - 07/12/2012, 17:49 WIB

Keraguan mereka atas kemampuan sebagian guru itu diakui J Sumardianta, guru SMA Kolese de Britto, Yogyakarta. ”Banyak guru terperangkap pada materi pelajaran yang termuat dalam kurikulum. Materi pelajaran yang harus ia berikan kepada siswa banyak sekali,” tuturnya.

Situasi tersebut ditambah metode atau gaya mengajar guru yang menyamaratakan kemampuan semua siswa, mengakibatkan siswa bosan.

Menurut Sumardianta, guru harus mengubah cara mengajar. Guru harus kreatif, inovatif, dan inspiratif bagi siswa sehingga siswa termotivasi mempelajari ilmu yang diajarkan. Sebagai pengajar Sosiologi, ia tak memakai teks buku mata pelajaran dari penerbit.

”Saya membuat modul Sosiologi untuk kelas X menjadi 21 lembar. Itu pun untuk dua semester, yang penting teori esensial masuk di modul,” kata guru yang sering menulis artikel di media massa itu.

Ia memberi tugas siswa mencari data berkait Sosiologi yang dipelajari lewat berbagai sumber, misalnya dari novel. Salah satu novel yang wajib dibaca siswanya berjudul The City of Joy karya Dominique Lapierre.

Siswa dibagi dalam kelompok. Mereka mendiskusikan isi buku dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas. Bahan itu juga diujikan untuk ulangan. ”Cara itu tak monoton dan membuat siswa ingin tahu, lalu paham esensi pelajaran saya,” katanya.

Mengenai fenomena siswa ikut bimbel, Sumardianta berpendapat bisa dipahami. Meski menurut dia, bimbel tak harus diikuti sampai setahun. ”Siswa kami juga ada yang ikut bimbel. Umumnya mereka lakukan itu untuk tes masuk perguruan tinggi negeri.”

Teman sebaya

 Untuk mengatasi siswa yang kurang memahami mata pelajaran di sekolah, SMA Kolese de Britto menerapkan tutorial dengan teman sebaya. Siswa yang pintar dalam mata pelajaran terkait membantu teman yang kurang paham. Tutorial diadakan setelah pembelajaran guru selesai.

”Program tutorial teman sebaya sudah menjadi tradisi di sini. Mereka yang punya kelebihan, wajib membantu teman yang perlu bantuan dalam memahami pelajaran,” kata Sumardianta. Tutorial tak harus dilakukan di kelas, tetapi bisa di kantin atau gazebo sekolah. (PALUPI PANCA ASTUTI/Litbang Kompas/ SOELASTRI SOEKIRNO)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com