Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilihan Profesi, Ikut Ortu atau Pilih Sendiri

Kompas.com - 12/12/2012, 10:12 WIB
Maria Susy Berindra A, Soelastri Soekirno

Penulis

Kisah berbeda dialami Bayu, mahasiswa perguruan swasta di Jakarta. Dari awal, dia meminati bidang visual komunikasi desain, tetapi ayahnya menentang keras. Begitu lulus SMA, ayah Bayu minta ia memilih jurusan akuntansi, tidak boleh kuliah di jurusan lain.

”Sering terjadi perdebatan karena ayahku tak mau mendengar alasanku. Pokoknya keinginannya harus aku ikuti,” tutur Bayu, yang mengalah dan kuliah di jurusan akuntansi.

Karena bukan jurusan idaman, motivasi belajarnya tak maksimal. ”Ya gimana, aku dari awal enggak pengin ambil jurusan ini,” lanjut cowok yang memiliki IP 2,7-2,9 itu.

Jangan larut

Psikolog pendidikan Harini Tunjungsari tak menyalahkan sikap seperti ditunjukkan Bayu. Namun, dia menyarankan, mereka yang punya masalah seperti itu sebaiknya tak larut dalam kekecewaan.

Untuk tetap bisa dekat dengan minatnya tadi, Kepala Bagian Psikologi Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta itu menyarankan agar Bayu menjadikan bidang visual komunikasi desain sebagai hobi. Selain itu, ia juga perlu mengikuti kegiatan kemahasiswaan serta menjadi volunter kegiatan sosial untuk menambah wawasan, keterampilan, dan jaringan. ”Suatu saat pengalaman itu pasti akan berguna,” katanya.

Pengalaman itu penting karena pilihan pekerjaan setelah lulus bisa saja berbeda dengan jurusan di kuliah. Lagi pula, mereka yang memiliki pengalaman berorganisasi biasanya lebih cepat mendapat pekerjaan.

Menurut Harini, orangtua zaman sekarang harus mengikuti perkembangan agar wawasan bertambah karena profesi terus berkembang. ”Orangtua harus bersedia mendengarkan anak. Di situlah pentingnya membangun komunikasi yang baik dengan anak sehingga ada keterbukaan anak kepada orangtua dan sebaliknya,” tuturnya.

Sepengetahuannya, tidak ada kecenderungan profesi ortu memengaruhi pilihan anak. Dan, sudah seharusnya orangtua memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih profesi yang diinginkan.

Masa ideal memilih jurusan atau profesi, lanjut Harini, adalah saat penjurusan di SMA. Itulah waktunya orangtua mendengarkan keinginan anak. ”Banyak kejadian, anak lulus SMA tidak tahu akan mengambil jurusan apa sehingga asal kuliah saja. Itu sebabnya, lebih baik ketika penjurusan, ortu berkomunikasi mendiskusikan hal tersebut kepada anaknya,” katanya. Jika saat SMA sudah jelas keinginan si anak, ortu tinggal mengikuti dan memfasilitasi.

Ada kalanya ortu tak mendukung karena kamu tak bisa meyakinkan ortu tentang pilihan jurusan atau profesinya. Dalam hal seperti itu, kamu harus menjelaskan profesi yang ingin dipilih sekaligus menunjukkan minat dan semangat tinggi untuk menggapai cita-cita itu.

Apabila kamu konsekuen pada pilihan, pasti ortu mendukungmu. Keterbukaan dan komunikasi kedua belah pihak memang kunci utama yang harus dilakukan demi pilihan yang terbaik bagi muda-mudi kayak kamu.(SIE/TRI)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com