Beasiswa, Si Pemicu Prestasi

Kompas.com - 19/12/2012, 13:05 WIB
Ida Setyorini

Penulis

Pendidikan dan pelatihan

Atlet yang masih duduk di bangku SMA biasanya mendapat beasiswa dari pemerintah provinsi jika mereka terpilih sebagai siswa Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP). Di sini jenjangnya dimulai sejak tingkat SMP.

PPLP ada di seluruh provinsi di Indonesia dan yang tertua adalah PPLP Jawa Tengah di Salatiga. PPLP di Salatiga menampung atlet pelajar yang antara lain berprestasi di cabang olahraga atletik dan sepak bola.

PPLP atletik ada di hampir seluruh provinsi, dari Aceh hingga Papua. Namun, ada beberapa cabang olahraga yang hanya ada di PPLP tertentu, seperti voli pantai di PPLP Mataram, Lombok, atau PPLP Dayung di Sentani, Papua.

PPLP menghasilkan banyak atlet nasional yang kini berjaya. Sementara di tingkat nasional, sekolah khusus atlet ada di Ragunan, Jakarta. Di sekolah yang sama di Ragunan, ada pula siswa PPLP Jakarta. Bedanya, PPLP Jakarta dibiayai Pemprov DKI Jakarta, sedangkan siswa Ragunan dibiayai negara.

Semua siswa PPLP dibebaskan dari biaya studi. Malah mereka mendapat uang saku. Wajar jika banyak orang yang berminat menjadi siswa PPLP meski harus tinggal di asrama dan hidup jauh dari orangtua.

Syaratnya, mereka harus punya prestasi olahraga dan memiliki tinggi tubuh sesuai persyaratan, misalnya 160 sentimeter (cm) untuk putri dan 170 cm untuk putra.

Mereka yang telah lulus SMA pun tetap mendapat tawaran beasiswa jika prestasinya terus bagus. Mereka terdaftar di Pusat Pendidikan dan Latihan Mahasiswa (PPLM). Mereka tetap berolahraga dan dapat meneruskan studi sesuai pilihan mereka. Bahkan, beasiswa untuk atlet yang berprestasi tetap ada selepas mereka pensiun sebagai atlet.

Mereka yang pernah menerima beasiswa jenis ini antara lain mantan sprinter Emma Tahapary dan Asrul Akbar.

”Saya selesai kuliah tahun 2007. Dulu, kuliah saya di IKIP Jakarta terbengkalai karena saya pergi berlatih dan bertanding di luar negeri. Saya juga ditawari beasiswa S-2,” tutur Emma yang hingga kini memegang rekor nasional lari 400 meter putri itu.

Sementara Asrul menerima beasiswa untuk melanjutkan kuliah pascasarjana.

Jadi, masih ragukah kaum muda Indonesia menekuni olahraga sekaligus kuliah? (IDA SETYORINI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau