Sari Utami (16), juga siswi kelas XII SMK Mandiri, menambahkan, kiat menuangkan dulu semua isi pikiran baru kemudian memilah-milahnya, adalah tip baru baginya. Saat diminta menulis dan mengirimkannya kepada Kompas MuDA, jawab dia, ”Saya baru belajar, takut enggak bisa memenuhi standar Kompas.” Padahal enggak gitu kok, ayo berani menulis nanti pasti tim Kompas MuDA membantu dan membimbing.
Sementara bagi Muhammad Farhan Rizaldy (16), siswa kelas X MA An Nur, waktu yang disediakan panitia terlalu singkat. Dia tak punya kesempatan bertanya tentang sudut pandang yang harus dipilih seseorang saat mengambil foto.
Adapun Mochamad Devghan (17), siswa kelas XI MA An Nur, justru lebih tertarik dengan pameran foto Ekspedisi Cincin Api. ”Foto-fotonya menarik, sayang informasi tentang kisah-kisah di balik foto itu kurang banyak. Info yang pasti ada cuma tempat dan waktu foto itu dibuat,” ujar Devghan.
Bagi Maulana, salah seorang guru pendamping dari MA An Nur, kegiatan semacam ini menjadi rangsangan bagi para siswa untuk belajar menuliskan isi pikirannya. Dari hasil tulisan siswa pun, guru bisa mengetahui seberapa jauh pengetahuan siswa tentang suatu hal.
”Anak muda umumnya enggak suka membaca koran, mereka lebih senang menonton televisi. Ini membuat pengetahuan mereka pada berbagai hal jadi terbatas,” kata dia.
Buat MuDAers, meski belum pernah mengikuti pelatihan jurnalistik, tetapi belajar menulis itu tidak ada ruginya. Kita cuma perlu semangat dan tekad untuk memulainya... (SIE/CP)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.