Realisasi Pendidikan Karakter Sulit karena Minim Teladan

Kompas.com - 26/12/2012, 10:03 WIB
Ninok Leksono

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Banyak kalangan menyadari bahwa intoleransi dan sikap-sikap buruk lain yang tidak konstruktif bagi persatuan bangsa harus ditanggulangi. Caranya pun, termasuk yang melalui jalur pendidikan, telah banyak diketahui. Namun, hal itu tak mudah direalisasikan karena adanya sejumlah hambatan.

Benang merah itu muncul dari Seminar Nasional Pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka peringatan 50 Tahun Keluarga Eks Kolese Loyola (KEKL) di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (22/12). Acara yang didukung Kompas dan Penerbit Kanisius ini menampilkan tiga pembicara, yakni Rm Mudji Sutrisno dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta; Rm Paul Suparno dari Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta; dan Edmund Sutisna, alumnus yang berkiprah di Yayasan Pendidikan Jaya, Jakarta. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro yang dijadwalkan tampil sebagai pembicara kunci berhalangan dan diwakili Staf Khusus Alex Wijoyo.

Di satu sisi Indonesia sangat membutuhkan sejumlah karakter untuk menjadi kokoh dan maju, antara lain multikultural, menghargai pribadi manusia, adil, jujur, disiplin, punya daya tahan, dan taat pada hukum. Yang pertama, terkait dengan kerisauan Mudji Sutrisno melihat gejala intoleransi yang akhir-akhir ini merajalela.

”Namun, upaya untuk menanggulanginya sulit karena kemajemukan sering dipandang sebagai ’sudah ada dari sononya’, hingga abai dirawat (taken for granted),” tutur Mudji.

Sementara menurut Paul, melalui pendidikan, siswa bisa diajarkan menghargai perbedaan melalui tinggal bersama dengan komunitas berbeda (live in), dan kemudian merefleksikannya. Namun, pendidikan untuk memajukan karakter lain seperti keadilan, kejujuran, taat pada hukum diakui juga tidak mudah. Hal ini karena ada sejumlah hambatan, misalnya saja karena kurangnya teladan tokoh masyarakat yang berkarakter baik (bahkan yang sering diberitakan adalah tokoh yang berkarakter kebalikan dari yang dibutuhkan).

Dalam acara yang dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bunyamin yang mewakili Wali Kota Semarang ini, Menteri Pertahanan menyatakan, penetapan tanggal 19 Desember sebagai Hari Bela Negara meniscayakan keterlibatan bukan saja militer, melainkan juga nonmiliter untuk mewujudkan sistem pertahanan semesta. Yang dibutuhkan di sini adalah sosok pribadi yang terampil, disiplin, dan ulet. (nin)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penerapan Wajib Militer untuk Siswa SMA Jabar Perlu Payung Hukum

Penerapan Wajib Militer untuk Siswa SMA Jabar Perlu Payung Hukum

Edu
Wajib Militer untuk Siswa SMA, Praktisi: Untuk Jangka Pendek, Mungkin Cukup Efektif

Wajib Militer untuk Siswa SMA, Praktisi: Untuk Jangka Pendek, Mungkin Cukup Efektif

Edu
Kapan Penutupan KIP Kuliah 2025?

Kapan Penutupan KIP Kuliah 2025?

Edu
Ini Ketentuan Siswa Eligible Bisa Daftar SNBT 2025, Catat Tanggalnya

Ini Ketentuan Siswa Eligible Bisa Daftar SNBT 2025, Catat Tanggalnya

Edu
Syarat Rekrutmen Bersama BUMN 2025, Lulusan SMA/SMK Bisa Daftar

Syarat Rekrutmen Bersama BUMN 2025, Lulusan SMA/SMK Bisa Daftar

Edu
Belajar dari Kasus Band Sukatani, P2G: Guru Punya Hak 4 Perlindungan

Belajar dari Kasus Band Sukatani, P2G: Guru Punya Hak 4 Perlindungan

Edu
Cerita Biarawati Sr Colleta, Lulus PPG dari Kampus Islam

Cerita Biarawati Sr Colleta, Lulus PPG dari Kampus Islam

Edu
Siswa SMA Tertangkap Tawuran dan Balap Liar, Dedi Mulyadi: Kita Akan Masukkan Wajib Militer

Siswa SMA Tertangkap Tawuran dan Balap Liar, Dedi Mulyadi: Kita Akan Masukkan Wajib Militer

Edu
Tepis Stigma Generasi Stroberi, Siswa BINUS SCHOOL Serpong Buktikan Ketangguhan dengan School Production

Tepis Stigma Generasi Stroberi, Siswa BINUS SCHOOL Serpong Buktikan Ketangguhan dengan School Production

Edu
Rencana Wajib Militer untuk Siswa SMA Jabar, Ini Respon Orangtua

Rencana Wajib Militer untuk Siswa SMA Jabar, Ini Respon Orangtua

Edu
Diskusi Ilmiah Unika Atma Jaya: Kunjungan Paus Fransiskus Jadi Momen Bangun Jembatan Persaudaraan

Diskusi Ilmiah Unika Atma Jaya: Kunjungan Paus Fransiskus Jadi Momen Bangun Jembatan Persaudaraan

Edu
Solusi Meningkatkan Minat Siswa Belajar Sains Ala Wakil Dekan FMIPA UGM

Solusi Meningkatkan Minat Siswa Belajar Sains Ala Wakil Dekan FMIPA UGM

Edu
Mapel AI dan Coding di Sekolah, Dosen Unair: Masih Hadapi Tantangan Besar

Mapel AI dan Coding di Sekolah, Dosen Unair: Masih Hadapi Tantangan Besar

Edu
Polimedia dan TIKA Jalin Kolaborasi Bangun Pusat Inovasi Kemasan Berkelanjutan

Polimedia dan TIKA Jalin Kolaborasi Bangun Pusat Inovasi Kemasan Berkelanjutan

Edu
Unnes Buka Seleksi Mandiri Prestasi 2025, Tanpa Uang Pangkal dan UKT Tertinggi Rp 1 Juta

Unnes Buka Seleksi Mandiri Prestasi 2025, Tanpa Uang Pangkal dan UKT Tertinggi Rp 1 Juta

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau