JAKARTA, KOMPAS.com — Meski desain kurikulum baru yang akan diterapkan pada Juli mendatang masih dapat berubah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyusun buku untuk guru dan siswa. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan, bagaimana bisa buku disusun dengan kondisi kurikulum yang belum jelas?
Direktur Politeknik Media Kreatif Jakarta Bambang Wasito Adi mengatakan bahwa sewajarnya buku disusun saat kurikulum yang menjadi landasan sudah terbentuk dan tak ada masukan lagi. Sementara itu, yang terjadi saat ini, pemerintah justru sudah menulis buku guru dan siswa padahal status kurikulum baru masih belum jelas.
"Kurikulum baru sekarang masih banyak masukan dan rekomendasi. Ada saja perubahannya. Seharusnya jangan begitu saja menyusun buku selama kurikulumnya belum ada," kata Bambang saat Rapat Dengar Pendapat di Ruang Rapat Komisi X DPR RI, Jakarta, Senin (28/1/2013).
Bambang mengkhawatirkan akan banyak kekurangan pada buku ajar kurikulum baru nanti. Selain waktu pembuatannya yang relatif singkat, struktur kurikulum yang berubah secara dinamis ini membuat isi buku harus menyesuaikan dengan kondisi tersebut.
"Saya dukung memang kalau pemerintah ingin membuat buku. Selama ini kan tidak pernah. Tapi kalau pemerintah yang buat, itu harus benar-benar bermutu dan paling baik. Tapi dengan waktu yang singkat dan kurikulum yang belum jelas ini agak ragu dengan buku," ujar Bambang.
Dosen Politeknik Media Kreatif Jakarta, Irene Astuti, mengatakan bahwa idealnya penulisan buku pelajaran ini berkisar sekitar delapan bulan. Jika memenuhi standar waktu dan sesuai prosedur, maka kualitas dari buku yang akan dipakai oleh guru dan siswa ini tidak perlu dipertanyakan lagi.
"Dari kajian akademis yang dilakukan di tempat kami dan penelitian di beberapa negara, penulisan buku setidaknya delapan bulan sampai penerbitan," ujar Irene.
Irene juga menjelaskan bahwa kurikulum semestinya ada terlebih dahulu, baru kemudian penyusunan buku dapat dilakukan. Namun sebagai salah satu tim narasumber untuk buku pada kurikulum baru, ia mengungkapkan bahwa buku masih dalam proses penulisan.
"Saya setuju buku harus ditulis berdasarkan kurikulumnya. Yang sudah saya ketahui saat ini, buku sedang ditulis. Proses sejauh apa, itu Pusat Kurikulum dan Perbukuan yang tahu," ungkap Irene. "Kurikulum yang dijadikan dasar penyusunan buku itu sudah ada. Tapi kami belum tahu apakah itu yang akan disahkan atau akan ada perbaikan," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.