Terbersit dalam benak Melly untuk membuat program yang membangun keluarga dan daya juang anak-anak. Lewat Rumah Moral-lah Melly mewujdukan gagasannya. Dia menawarkan program lifeskills untuk institusi yang tertarik. "Banyak yang menyarankan saya jadikan Rumah Moral yayasan, supaya mudah untuk memberikan dana sosial perusahaan. Tetapi saya tidak mau kalau program hanya memberikan dana saja. Anak-anak harus diajar untuk berjuang mewujudkan impian mereka," kata Melly.
Rumah Moral memulai kiprahnya pada 2008 melalui program pengadaan sepeda bagi siswa SMP tidak mampu di daerah Curug, Tangerang, Banten. Awalnya Melly hendak mengajarkan lifeskills bagi orangtua siswa yang miskin supaya bisa meningkatkan ekonomi keluarga. Tetapi program itu tidak disambut baik. "Ternyata, orang-orang miskin, bukan hanya lemah dari segi ekonomi. Mental mereka juga lemah untuk memperbaiki nasib," ujar Melly.
Melly dan Ibu Tuti, kepala SMPN di Curug yang siswanya kebanyakan dari kalangan tidak mampu, lalu mengajak siswa untuk membuat jepitan rambut dari limbah. Anak-anak justru antusias. Mereka membuat 24.000 jepitan rambut untuk 10 sepeda. "Dalam dua tahun, siswa bisa mengumpulkan dana justru untuk 13 sepeda. Anak-anak yang selama ini berjalan kaki jauh ke sekolah, akhirnya bisa punya sepeda. Itu hasil kerja keras mereka," ujar Melly.
Anak-anak dari keluarga tidak mampu tersebut belajar banyak dari pengalaman berjuang mewujudkan impian memiliki sepeda. Bahkan, anak-anak tersebut mengatakan bahwa sepeda yang mereka dapatkan bisa hilang, namun pelajaran yang mereka dapatkan tidak akan hilang, berguna sepanjang hidup. "Intinya bagi anak anak adalah bukan sepedanya saja, melainkan mereka merasa terbuka matanya dan mendapat pembelajaran , bahwa hidup itu harus kreatif dan inovatif. jika mental itu ada pada mereka, niscaya mereka akan keluar dari kemiskinan," kata Melly.
Daya juang hidup yang terbentuk dari mental juang dalam diri anak juga nampak pada anak-anak penderita Kanker. Rumah Moral memberikan program lifeskills bagi orang tua penderita kanker dengan membuat limbah garmen menjadi bros dan jepitan rambut. Dana yang terkumpul untuk membeli 25 komputer yang dapat digunakan anak-anak penderita kanker di RS Dharmais supaya bisa bermain internet dan game.
Rumah Moral yang digerakkan Melly bersama sukarelawan lainnya ini membuat program-program kemanusiaan yang intinya menanamkan daya juang lewat pemberdayaan anak-anak dengan program lifeskill-nya. Tujuan akhir dari semua program ini adalah hanya bermaksud mengembalikan hak anak yang kekurangan ini pada tempatnya.
Mereka dengan segala kekurangannya tetap bisa berkarya dan seharusnya orang-orang yang merasa dirinya normal perlu bercermin dengan mereka . "Rumah Moral akan mengubah anak anak yang berkekurangan menjadi mutiara bagi Bangsa Indonesia," ujar Melly.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.