Menurut Frans, komedi selalu memberikan kesempatan pelakon mengabaikan penghayatan karakter yang mereka mainkan. Itu seperti jebakan komedi, yang menjauhkan aktor dari proses penghayatan peran.
”Lenongan memang sedang jadi tren dan itu mengundang penonton. Semakin banyak mahasiswa ataupun kelompok teater yang lebih memilih menggarap naskah sebagai komedi situasi dan semakin jarang kelompok teater memainkan naskah realis. Situasi itu memperparah semakin langkanya naskah teater realis baru,” kata Frans.
Masalahnya, begitu menurut Frans, sekadar lucu tak cukup untuk mengasah pelakon jadi aktor watak.
”Mahasiswa program studi teater harus lebih berani menggarap teater realis yang memang membutuhkan latihan panjang, riset yang mendalam untuk menangkap situasi dan konteks naskah garapannya, lalu mengeksekusi semua jerih payahnya