JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengakui adanya perubahan anggaran Kurikulum 2013 beberapa kali. Namun, pihak kementerian membantah adanya permainan anggaran dalam perubahan anggaran seperti yang diduga oleh sejumlah pihak selama ini.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim mengatakan bahwa perubahan anggaran terkait dengan pengadaan buku dan pelatihan guru untuk kurikulum yang akan dijalankan pada pertengahan Juli mendatang.
"Memang berbeda karena kalau dari segi buku ada jumlah halaman buku yang ikut berubah. Kalau dummy buku sudah jadi, semuanya jelas," kata Musliar di Jakarta, Jumat (22/2/2013).
Seperti diketahui, terkait masalah pengadaan buku sempat disinggung oleh Panitia Kerja (Panja) Kurikulum DPR karena harga satuan buku mencapai Rp 42.000. Padahal, seorang pengamat pendidikan yang juga memahami seluk-beluk pengadaan buku mengatakan harga satuan buku umumnya hanya sekitar Rp 5.000 dengan kualitas kertas yang bagus.
Pihak kementerian ternyata tak tinggal diam dan segera memeriksa terkait pengadaan buku tersebut. Setelah dilakukan pemeriksaan dan penghitungan ulang, didapati harga satuan buku sekitar Rp 8.000 saja dengan jumlah eksemplar yang lebih banyak. Ini sudah dengan kualitas kertas yang bagus dan isi buku yang berwarna untuk jenjang sekolah dasar.
Ia juga menjelaskan bahwa pengadaan buku dan pelatihan guru ini sebenarnya selalu masuk dalam anggaran tahunan pemerintah, tetapi sifatnya general. Saat ada perubahan kurikulum, pengadaan buku dan pelatihan guru pun membutuhkan biaya tambahan.
"Seperti yang pernah diterangkan ada anggaran melekat yang ada atau tidak ada kurikulum baru, ya anggaran itu ada. Kemudian anggaran tambahan yang memang ada untuk kurikulum baru," kata Musliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.