Kurikulum 2013 Memperkuat Pendidikan Multikultural

Kompas.com - 10/03/2013, 11:18 WIB
Ester Lince Napitupulu

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com — Kurikulum 2013 didesain untuk memperkuat keindonesiaan yang merupakan negara plural atau multikultural. Hal ini bakal tercermin dalam buku-buku teks untuk mendukung pembelajaran.

"Dulu, kita kenal nama-nama seperti Iwan, Budi, dan Wati sebagai tokoh dalam buku teks. Tokoh ini terkesan Jawa sentris. Kita akan ubah itu dalam buku teks yang mengacu Kurikulum 2013," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh dalam acara sosialisasi Kurikulum 2013 kepada sekitar 500 guru, kepala sekolah, pengawas, dan dinas pendidikan kota/kabupaten di Pontianak, Minggu (10/3/2013).

Nuh menjelaskan, sedikitnya ada enam tokoh anak-anak yang mencerminkan keragaman agama dan etnis di Indonesia. Tujuannya, agar anak-anak Indonesia terbiasa hidup dalam keragaman yang dibangun sejak di bangku sekolah.

"Pendidikan multikultural kita bangun lewat tokoh-tokoh dalam buku teks siswa. Dengan demikian, anak-anak akan terbangun kesadarannya bahwa Indonesia itu memang beragam. Kehidupan Indonesia tidak lengkap jika salah satu agama atau etnis tidak ada di Indonesia," papar Nuh.

Sebagai contoh, Nuh menyebutkan tokoh-tokoh yang akan hadir dalam buku teks yakni Siti (anak perempuan berjilbab) dan Lina (bermata sipit dari etnis Tionghoa). Ada juga Edo yang berambut keriting dari Papua, Benny berasal dari etnis Batak, atau Udin dari Betawi. "Nanti terus dikembangkan pendidikan yang memperkuat kebanggaan siswa sebagai generasi penerus bangsa," jelas Nuh.

Selain itu, untuk tiap mata pelajaran agama juga ditambah dengan budi pekerti. Selain memperkuat karakter tiap siswa, juga dibangun kemampuan siswa untuk memegang prinsip toleransi dalam kehidupan bersama. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


    Terkini Lainnya

    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau