MANOKWARI, KOMPAS
”Jadi siswa harus memulai ujian nasional dengan menyobek lembar jawaban dari lembar soal. Lembar jawaban tidak akan bisa diproses jika bukan dari paket lembar soalnya,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh dalam kunjungan kerja ke Manokwari, Papua Barat, Minggu (7/4).
Kode bar, kata Nuh, juga akan memudahkan untuk melacak sumber soal dan tempat percetakannya jika terjadi kebocoran.
Langkah lain untuk mencegah kebocoran ujian nasional (UN), kata Nuh, dalam satu kelas ada 20 variasi soal dengan bobot kesulitan yang sama. ”Karena itu, jangan percaya jika ada yang menawarkan jawaban soal ujian nasional,” lanjutnya.
Menurut Nuh, berbagai upaya ini masih ditambah lagi dengan pengetatan tender pembuatan soal. ”Dalam tender ada kriteria, karyawan percetakan diisolasi dan diasramakan supaya steril dari kemungkinan membocorkan soal,” katanya.
Nuh menilai, sekalipun sistem telah dibuat sedemikian ketat, tetap saja ada upaya pihak-pihak tertentu yang ingin menarik keuntungan dengan menawarkan lembar soal atau jawaban palsu. Karena itu, peserta UN diminta jangan percaya pada jawaban UN palsu, tetapi lebih baik belajar secara optimal.
Sementara itu, di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, meski UN SMA/MA/SMK akan dilaksanakan mulai 15 April, Minggu kemarin 19 boks soal sudah didistribusikan ke Pulau Bawean menggunakan Kapal Motor Express Bahari 1C. Pengiriman dilakukan lebih awal untuk mengantisipasi cuaca buruk di perairan Laut Jawa yang sulit diprediksi.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Gresik Abdul Munif mengatakan, 19 boks yang dikirim ke Bawean itu terdiri dari 304 naskah untuk SMA, 503 naskah untuk siswa MA, dan 160 naskah soal untuk kejar Paket C.