Komunitas Kristen-Katolik Minta Kurikulum 2013 Ditunda

Kompas.com - 08/04/2013, 13:47 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Arus penolakan terhadap Kurikulum 2013 yang akan diterapkan pada pertengahan Juli mendatang muncul dari Komunitas Katolik dan Protestan Peduli Pendidikan Indonesia (K2P3I). Kurikulum baru ini dianggap masih belum matang untuk dilempar ke publik.

Pemerhati pendidikan Romo Benny Susetyo mengatakan bahwa kurikulum yang saat ini gencar disosialisasikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merupakan kurikulum yang belum siap sehingga butuh dibahas secara mendalam dan tidak bisa begitu saja diimplementasikan dalam waktu dekat.

"Kami sudah lihat dokumen resminya dan berdasarkan dokumen resmi ini kami meminta menunda karena isinya saling bertolak belakang," kata Benny saat jumpa pers Penundaan Kurikulum 2013 di KWI Cikini, Jakarta, Senin (8/4/2013).

Menurutnya, isi kompetensi dasar dan kompetensi inti dalam struktur kurikulum 2013 ini tidak sejalan dengan apa yang didengungkan pemerintah. Bahkan, apabila dipaksakan tetap dijalankan, maka kurikulum 2013 ini hanya akan berdampak buruk bagi siswa, guru dan dunia pendidikan secara keseluruhan.

"Jika dibilang kurikulum ini mengasah kemampuan nalar, justru kemampuan nalar malah akan berkurang dengan mengintegrasikan berbagai macam pelajaran ini," jelas Benny.

Dalam kesempatan ini, ia juga menegaskan bahwa Majelis Pendidikan Kristen hingga saat ini masih meminta penundaan kurikulum 2013. Padahal sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengklaim bahwa institusi ini telah memberikan dukungan pada keberlangsungan kurikulum baru.

"Sikap kami jelas. Minta ditunda. Ini sudah resmi. Sikap komunitas Kristen Katolik itu menunda. Kami tidak anti perubahan kurikulum tapi melihat seperti ini lebih baik ditunda," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau