"Jumlah provinsinya memang lebih banyak, tetapi jumlah eksemplarnya merata. Kalau dibilang karena variasi soal yang beragam, yang lain bisa selesai kok," jelas Nuh.
Indikasi keterlambatan, lanjutnya, sudah tercium sejak H-10 pelaksanaan UN. Mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini mengatakan, kementerian sudah melakukan pemantauan dan memacu perusahaan tersebut agar dapat menyelesaikan tanggung jawabnya tepat waktu.
Kementerian juga melihat tak kunjung ada peningkatan kinerja sehingga menambah tenaga kerja dengan memperbantukan sekitar 200 mahasiswa IPB.
"Visitasi dilakukan. Tetapi sekali lagi kendala teknis dan tidak ada yang meminta atau menyengaja kejadian ini," jelas Nuh.
Setelah ini, jika para pejabat mau menegakkan aturan, kejadian ini akan berakibat pada pemberian sanksi kepada PT Ghalia Indonesia Printing. Namun, akibat yang lebih besar ditanggung oleh anak-anak bangsa peserta UN. Hanya akibat keteledoran koordinasi para pelaku proyek UN.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.