Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Djoko Santoso secara terpisah juga menegaskan, hasil ujian nasional akan menjadi ”tiket” masuk PTN.
Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta Ravik Karsidi menegaskan, nilai ujian nasional tidak berpengaruh dalam seleksi mahasiswa baru. ”Jika lulus dari sekolah, pasti lulus UN sehingga siswa bisa mengikuti seleksi masuk PTN melalui berbagai jalur,” kata Ravik.
Kendati demikian, di Universitas Negeri Makassar (UNM), nilai ujian nasional akan tetap diperhitungkan dalam penerimaan mahasiswa baru melalui jalur SNMPTN. Dibuatnya 20 variasi soal diyakini cukup efektif dalam mencegah terjadinya kebocoran soal. ”Namun, jika nanti ada kebijakan baru dari Kemdikbud yang meminta nilai UN diabaikan karena banyak terjadi kekeliruan dalam penyelenggaraannya, kami akan mengikuti kebijakan itu,” kata Rektor UNM Arismunandar.
Wakil Rektor I Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Achmad Syahrani mengatakan, Unair tidak bisa mengambil kebijakan sendiri soal pemanfaatan nilai ujian nasional untuk penerimaan calon mahasiswa baru. Unair masih menunggu keputusan 62 rektor PTN dalam rapat Majelis Rektor pertengahan Mei nanti. ”Semuanya tergantung dari rapat Majelis Rektor tersebut,” kata Syahrani.
Menurut Idrus Paturusi, pelaksanaan ujian nasional yang kacau tahun ini menjadi perhatian PTN dan akan dibahas dalam pertemuan Majelis Rektor.
”Kekacauan UN ini bukan kesalahan siswa. Jangan mereka dikorbankan lagi. Makanya, nanti kami akan bicarakan lagi soal pertimbangan nilai UN untuk masuk PTN. Kami berupaya meminimalkan korban dari pihak siswa,” kata Idrus.
Rochmat Wahab, Sekretaris Umum SNMPTN dan SBMPTN 2013, mengatakan, panitia SNMPTN tentu akan membahas persoalan ujian nasional SMA sederajat dalam pertemuan Majelis Rektor.
”Masukan dari berbagai PTN soal UN dan pemanfaatannya untuk seleksi calon mahasiswa baru nanti akan dipertimbangkan,” kata Rochmat, yang juga Rektor Universitas Negeri Yogyakarta,
Syahrani menyayangkan banyaknya persoalan dalam ujian nasional 2013, termasuk pelaksanaan yang tidak serentak. ”Bahkan sampai ada yang bilang bahwa ujian kali ini bukan ujian nasional, melainkan ujian regional,” katanya.
Menurut Syahrani, hasil ujian nasional SMA sederajat yang akan diumumkan pada 25 Mei mendatang dari provinsi yang pelaksanaannya terlambat dapat dijadikan bahan pertimbangan mengambil berbagai kebijakan.