Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencerahkan Masa Depan Lewat Buku

Kompas.com - 30/04/2013, 13:38 WIB

Tak ada yang bisa membendung kuat dan derasnya arus globalisasi dan modernisasi. Kehadirannya tanpa pandang bulu bisa melibas semua hal. Siapa bisa bertahan, dia akan tetap hidup dalam globalisasi dan modernisasi. Permainan lawas pun berada di titik liminal antara ada dan tiada.

Kemunculan teknologi baru menggantikan teknologi lama, bagi sebagian orang dinilai telah usang. Itu termasuk permainan-permainan lawas yang mulai tergantikan dengan permainan digital. Namun, sesuatu yang telah usang belum tentu tak bisa didayagunakan.

Sebagai acara yang didedikasikan untuk anak-anak, Books for Children 2013 juga menyediakan arena bermain dengan menampilkan permainan lawas untuk anak-anak. Arena bermain sengaja ditempatkan di depan pameran foto bertema ”Dolanan Anak” agar semakin menguatkan kesan kepada pengunjung bahwa permainan lawas belum mati.

Beberapa permainan lawas disediakan, seperti gasing, peluit burung, dakon, dan tanah liat lukis. Permainan-permainan ini disediakan sebagai wujud kepedulian kepada anak-anak yang cenderung pragmatis, individualistis, dan kurang peka terhadap lingkungan.

Panitia, orangtua, dan kerabat membimbing anak-anak yang datang untuk bermain. Tak sedikit dari mereka yang asyik melukis burung, duel gasing, dan duduk ”manis” bermain dakon.

Permainan lawas mulai kehilangan peminatnya, tetapi dengan gerakan revitalisasi, seperti yang dilakukan Books for Children 2013, kita berharap agar semangat yang sama dapat kembali menghadirkan permainan lawas di tengah lingkungan kita. Bagaimanapun, permainan semacam itu telah ikut serta mengantarkan kita menjadi manusia yang berbudaya.

Books for Children 2013 adalah satu dari banyak cara untuk berbagi kebahagiaan. Berbagi adalah cara termudah untuk menanamkan kesadaran hati dan pikiran bahwa lewat membaca dan bermain, anak-anak bisa mendapatkan kebahagiaan masa kecilnya. Kebahagiaan itu akan menuntunnya menuju kebahagiaan di masa depan.


Mas Agung Wilis Yudha Baskoro, Mahasiswa Jurusan Antropologi Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com