JAKARTA, KOMPAS.com — Kacau-balaunya Ujian Nasional (UN) pada tahun ini menimbulkan banyak permintaan agar UN tak lagi dijadikan alat evaluasi. Namun, hal itu urung terjadi selama kurikulum baru yang tengah digagaskan tidak segera dijalankan.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim mengatakan bahwa evaluasi terhadap siswa bisa saja berubah. Namun, apabila Kurikulum 2013 yang memiliki metode pendekatan baru ini tidak dilaksanakan maka evaluasi siswa secara nasional tetap akan menggunakan UN.
"Kalau kurikulum dijalankan maka evaluasi bisa berbeda karena menyesuaikan dengan metode pendekatannya," ujar Musliar di Jakarta, Rabu (8/5/2013).
Menurutnya, evaluasi siswa tidak bisa hanya didasarkan pada penilaian guru dan sekolah. Penilaian dengan menggunakan standar nasional tetap harus dilakukan sebagai salah satu instrumen evaluasi sehingga dapat dipetakan kualitas pendidikan dari tiap daerah.
"Bagaimana agar standar nasional tercapai, itu yang terus kami upayakan. Bukan hanya penilaian guru saja," jelas Musliar.
Selanjutnya, ia mengatakan bahwa pihak kementerian akan segera menyusun standar evaluasi yang pasti sehingga dapat diputuskan bagaimana nasib UN ke depannya. Tidak hanya itu, pihaknya juga akan mempertimbangkan bagaimana syarat penerimaan untuk jenjang sebelumnya.
"Kami akan susun standar evaluasi yang pasti untuk itu. Untuk masuk SMP, penerimaan pakai hasil UN atau tes, itu juga akan dibicarakan," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.