Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Ada Segurat Cahaya Jingga bagi Indonesia

Kompas.com - 20/05/2013, 17:09 WIB

KOMPAS.com - Berbagai komentar miring dan justifikasi negatif kerap menerpa para guru. Peningkatan kesejahteraan melalui berbagai tunjangan seperti yang diklaim pemerintah pusat dan daerah menjadi senjata utama untuk menuding para guru jika terjadi persoalan yang terkait langsung dengan pendidikan di sekolah.

Memang tak bisa dipungkiri, bahwa banyak guru juga yang berulah. Namun, Awaludin Aryanto mau mengajak kita untuk tidak melakukan generalisasi.

Pasalnya, para guru yang ditemuinya saat mengikuti program Indonesia Mengajar di SDN 22 Inp Rura, Sambabo, Ulumanda, Majene berbeda.

Perjuangan mereka untuk mengajar tidak mudah. Jarak dan keterbatasan fasilitas bisa saja menggoyahkan semangat. Pun demikian, bertahun-tahun tugas itu tetap dilakukan dengan setia.

“Kamu sekarang enak, naik motor paling hanya 15 menit. Dulu paling tidak butuh setengah hari untuk berjalan sampai Rura," kata seorang guru.

Mungkin memang masih banyak yang buta huruf di tempat mereka mengajar, namun bisa jadi ini sudah jauh lebih baik daripada keadaan di saat mereka belum hadir di tempat tersebut.

Mereka tetap adalah segurat cahaya jingga yang menghadirkan harapan bagi dunia ini.

"Mereka Guru Hebat"

“Tingkat kehadiran Guru di daerah terpencil sangat rendah”

“Guru daerah terpencil memang malas mengajar, mereka hanya menikmati gaji buta”

“Bagaimana anak pedalaman bisa cerdas, Gurunya tidak pernah hadir”

Dan begitu memang kenyataan yang saya lihat pada awal mulai mengajar di SDN Inpres 22 Rura. Kalimat-kalimat itu kuat memprovokasi. Marah. Jengah dan kesal melihat guru yang jarang hadir. Ingin rasanya berteriak dan menunjuk muka satu persatu Guru.

“Bapak ini bertugas mencerdaskan anak-anak, kenapa begitu mudah melepas tanggung jawab? Menelantarkan anak-anak yang sudah bersemangat datang ke sekolah dan membiarkan mereka tetap dalam kebodohan?”

“Mengapa Bapak jarang hadir ke sekolah? Mana tanggung jawab Bapak sebagai Guru”

---

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com