KOMPAS.com — Siapa yang tak kenal University of California at Berkeley? Universitas yang terletak di Berkeley, California, Amerika Serikat, ini masuk dalam jajaran kampus-kampus elite dan populer di dunia karena kualitasnya.
Dalam survei "Top 50 Engineering and Technology Universities", UC Berkeley masuk di peringkat lima dalam survei 100 universitas paling berpengaruh di dunia pada tahun 2012.
Para lulusan kampus yang berdiri tahun 1868 ini terkenal di seantero dunia. Salah satu pendiri Apple, Steve Wozniak, adalah lulusan kampus ini. Di Indonesia, sejumlah lulusan UC Berkeley bahkan menjadi pakar ekonomi dan di antara mereka terkenal dengan sebutan "Mafia Berkeley".
Ya, tidak ada yang perguruan tinggi yang sangat sulit untuk ditembus oleh generasi muda Indonesia. Oleh karena itu, kali ini Novalia Pishesha akan berbagi cerita dan inspirasi dari kampus yang akrab disebut "Cal" ini.
Novalia yang lahir dan besar di Malang, Jawa Timur, memulai kuliahnya di City College San Fransisco. Pada tahun-tahun terakhir, dia ditransfer ke UC Berkeley karena meraih beasiswa hingga tamat dan meraih gelar sarjana dalam bidang bioengineering.
UC Berkeley bukan lagi mimpi....
"University of California at Berkeley (UC Berkeley)"
Tahukah kamu?
Menara Sather (juga dikenal dengan nama Campanile), yang terletak di pusat kampus UC Berkeley, tingginya mencapai 300 kaki dan merupakan menara jam dengan letak lonceng ketiga tertinggi di dunia. Kerangka dari Tyrannosaurus rex dan Pteranodon tersimpan di gedung Valley Life Sciences, salah satu dari berbagai gedung ilmu biologi di kampus UC Berkeley.
Soemitro Djojohadikoesoemo, Widjojo Nitisastro, Ali Wardhana dan Emil Salim, beberapa ahli ekonomi Indonesia yang paling berpengaruh, merupakan lulusan dari UC Berkeley dan secara berkelompok dikenal sebagai "Mafia Berkeley". Empat unsur kimia, yaitu lawrencium, californium, berkelium dan seaborgium, disintesis untuk pertama kalinya di Berkeley.
Ini hanyalah beberapa fakta tentang Berkeley; masih banyak lagi yang kamu bisa cari dengan Google jika kamu berminat untuk tahu lebih dalam. Sekarang, mari kita berbicara tentang pengalaman berkuliah di Berkeley.
Menempuh pendidikan di perguruan tinggi adalah pengalaman yang mengubah hidup semua orang dari yang baru lulus dari SMA maupun mahasiswa yang kembali berkuliah setelah mengambil jedah untuk bekerja lebih dahulu. Belajar di perguruan tinggi tidak hanya memaksamu untuk keluar dari zona nyamanmu, tapi juga memperkenalkanmu dengan dunia yang menunggu untuk dieksplorasi dan menawarkan banyak pilihan untuk masa depanmu. Saya memulai sebagai mahasiswa transfer di University of California di Berkeley (biasanya dikenal dengan “Cal”). Saya menghabiskan dua setengah tahun yang menyenangkan di sana, dan berdasarkan pengalaman saya,, tidaklah berlebihan untuk berkata bahwa Cal lebih dari sebuah taman bermain yang megubah hidup. Cal dan ratusan tahun tradisinya merupakan sebuah sumber akademik tumpah ruah penuh dengan penelitian inovatif kelas dunia, aktivitas budaya dan seni.
Seperti universitas-universitas lain, tiap hari kamu dapat melihat orang-orang cerdas yang memiliki hasrat besar untuk mengubah dunia untuk menjadi lebih baik, dan merekalah yang benar-benar membuat roda tradisi di Cal terus berputar. Sebagaimana dideskripsikan dengan sempurna dalam motto resminya “Fiat Lux: Let there be light,” Cal menerangi jalan mahasiswanya untuk meraih potensi tertinggi mereka. Mahasiswa bisa belajar banyak mengenai permesinan, fisika, ekonomi, antropologi, atau jurusan lain dari professor-profesor hebat dan di jurusan yang berada di jajaran ranking tertinggi di dunia. Sebagai mahasiswa, kamu bisa mulai membuat thesis di bawah panduan peraih Nobel atau mengambil kelas kimia di gedung yang sama di mana Berkelium dan Californium disintesis pertama kalinya.
Meskipun demikian, tradisi ini benar-benar datang dengan harga yang setimpal. Ritme belajar yang cepat bahkan kadang terkesan brutal, seperti minum langsung dari selang air pemadam kebakaran. Para mahasiswanya saling berkompetisi tapi dalam cara yag sehat dan mereka juga saling tolong-menolong. Sesi diskusi, para profesor, asisten dosen, sesi tutorial, dan perpustakaan yang cukup luas dengan koleksi buku beragam (32 perpustakaan tersebar di seluruh pelosok kampus) menyediakan lingkungan kondusif untuk mendorong para mahasiwa untuk terus maju dan meraih lebih dari yang mereka targetkan.
Tidak hanya belajar dari kuliah dan seminar, kamu juga bisa belajar melalui praktik langsung apa yang telah diajarkan di kelas untuk menyelesaikan masalah nyata melalui riset dann proyek. Contohnya, setelah saya mengambil kelas mengenai sel punca dan molekuler imunologi, saya punya kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang didapat dari kelas-kelas tersebut untuk melakukan riset guna mengetahui bagaimana memanipulasi sistem kekebalan tubuh dapat membantu peremajaan sel punca otot.
Sebagian besar mahasiswa Cal melakukan riset atau proyek dengan berbagai cara. Banyak program riset yang bisa membantu para mahasiswa untuk memulainya, program-program tersebut tidak hanya memberimu kredit kelas tetapi juga memberi tunjangan belajar berupa uang (stipends). Beberapa di antaranya termasuk Undergraduate Research Apprentice Program (URAP), Haas Scholars Program dan Biology Fellows Program. Lebih lanjut, kampus bukanlah batasan di mana para mahasiswa dapat belajar. Mahasiswa Cal bisa juga melakukan riset di rumah sakit dan institusi penelitian di Berkeley maupun di kota-kota sekitarnya seperti Rumah Sakit University of California di San Francisco (UCSF), Rumah Sakit Anak dan Pusat Riset (Children’s Hospital & Research Center), Oakland dan Laboratorium Nasional Lawrence Berkeley atau mengambil kelas di University of California di Davis dan UCSF. Kamu juga bisa mencoba program pertukaran pelajaran, kelas musim panas dan program magang di universitas-universitas lain ataupun perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat maupun dunia.
Bersambung......... "Catatan Kecilku dari UC Berkeley (2)"