GARUT, KOMPAS.com — Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar mengimbau perguruan tinggi untuk mempersiapkan para lulusan yang siap berwirausaha ketika lulus. Perguruan tinggi bertanggung jawab untuk menciptakan lulusan-lulusan yang tidak hanya sekadar mengisi lapangan pekerjaan.
"Universitas-universitas di daerah kita harapkan bukan hanya mencetak lulusan sarjana tapi betul-betul menyiapkan skema lulusan yang langsung bisa mengisi berbagai kekurangan kita, baik di pasar kerja maupun kewirausahaan," kata Muhaimin seusai menghadiri Dies Natalis ke-14 dan wisuda program Diploma, Sarjana, dan Magister Universitas Garut, Rabu (29/5/2013).
Menakertrans ingin agar universitas dapat memperhatikan dan memfasilitasi lulusannya untuk dapat berwirausaha. Dengan demikian, lanjutnya, angkatan kerja lulusan universitas yang tidak bisa diserap di lapangan kerja dengan kompetensi tertentu dapat menjadi mandiri secara ekonomi dan justru menjadi bagian dari "community development" di sekitarnya.
"Jadi diharapkan sarjana tidak hanya siap bekerja tapi juga siap menyediakan lapangan usaha bagi masyarakat. (Sarjana) Bukan hanya jadi bagian dari angkatan kerja tapi juga jadi solusi dari masalah ketenagakerjaan kita," kata Muhaimin.
Dalam kesempatan itu, Menakertrans juga menyampaikan orasi ilmiahnya berjudul "Peranan Perguruan Tinggi dalam Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Ketenagakerjaan". Dalam orasinya, Menakertrans menggarisbawahi masih adanya persoalan dibidang ketenagakerjaan yang membutuhkan penanganan.
Tiga persoalan itu adalah, pertama, angkatan kerja masih didominasi lulusan SD, kedua masih rendahnya kemampuan, kemandirian, dan terutama kewirausahaan, serta ketiga masih tingginya pengangguran.
Data BPS berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional pada Agustus 2012 menyatakan, angkatan kerja Indonesia saat ini sebanyak 118,053 juta orang, yang bekerja sekitar 93,86 persen, dan tingkat pengangguran sebesar 6,14 persen atau sekitar tujuh juta orang. Sementara itu, mayoritas angkatan kerja merupakan lulusan SD atau bahkan belum lulus SD sebanyak 48,62 persen dan hanya sekitar 6,3 persen yang tamat universitas.
Untuk data pengangguran, dari total 7,2 juta penganggur terbuka, sebanyak 8,7 persen di antaranya merupakan lulusan universitas/diploma/akademi, sedangkan penganggur yang tidak tamat SD atau tidak pernah sekolah sebesar 8,09 persen.
Untuk mencapai tujuan bersama tersebut, Muhaimin mengatakan, para lulusan universitas dapat memanfaatkan program dan fasilitas yang disediakan pemerintah untuk berwirausaha.
"Melalui berbagai program pemerintah misal penanaman investasi dari dalam dan luar negeri, diharapkan muncul lapangan usaha yang dapat menyerap angkatan kerja kita," ujar Muhaimin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.