Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendongeng, Pesan Kebaikan dalam Cerita

Kompas.com - 07/06/2013, 11:44 WIB
Ida Setyorini, Maria Susie Berindra A

Penulis

KOMPAS.com - Ingatkah sewaktu kita masih kanak-kanak, orangtua sering membacakan dongeng, terutama malam hari menjelang kita tidur? Bahkan, ada anak-anak yang tidak bisa tidur sebelum mendengarkan cerita. Sebenarnya dongeng tak hanya cerita pengantar tidur. Ada banyak nilai kehidupan yang bisa dipetik dari cerita.

Dongeng merupakan rangkaian peristiwa nyata atau tidak nyata yang disampaikan secara sederhana dan mengandung pesan moral yang baik. Kisah nyata itu bisa berupa sejarah, biografi atau testimoni.

Sementara kisah rekaan seperti fabel, mitos, legenda atau hikayat. Biasanya dongeng tentang tingkah laku binatang atau fabel kerap lebih menarik bagi anak-anak.

Tentu saja, dongeng harus disampaikan dengan menarik supaya pendengarnya tak kabur saat cerita belum selesai. Di sisi lain, sebuah pesan harus terkesan tidak menggurui agar anak-anak lebih cepat memahaminya.

Berbagai pesan kebaikan bisa disampaikan lewat dongeng, seperti bertingkah laku sopan, setia, rendah hati, jujur, tidak serakah, tak boleh mencuri, membantu orangtua hingga rajin belajar. Pesan-pesan sederhana itu biasanya diajarkan kepada anak- anak.

Banyak cara dapat dilakukan agar dongeng lebih menarik, misalnya pendongeng menggunakan alat peraga, tiruan suara hewan atau kita memakai alat bantu untuk menggambarkan situasi cerita agar lebih hidup.

Belajar mendongeng

Salah satu tempat yang bisa menjadi tempat belajar mendongeng adalah Kampung Dongeng di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Kampung Dongeng didirikan tahun 2009 oleh Awam Prakoso, atau Kak Awam, sapaannya.

Dalam mendongeng, Awam menggunakan metode musical story telling, yakni menirukan suara hewan dan berbagai benda.

Di tempat itu, dua kali dalam seminggu, puluhan anak-anak berkumpul mendengarkan dongeng, bernyanyi, dan belajar mendongeng. Mereka tidak hanya mendengarkan sebuah cerita, tetapi juga ikut bernyanyi, bertepuk tangan, melompat, membuat kerajinan tangan, bermain alat musik perkusi, dan bermain drama.

Ale, mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Universitas Indraprasta, Jakarta, mengaku peduli anak-anak. Oleh karena itu, ia berusaha mencari hiburan untuk anak- anak yang sekaligus bisa menanamkan nilai-nilai kebaikan.

”Setelah keluar dari pekerjaan di salah satu sekolah TK, saya mencari komunitas yang peduli anak-anak. Saya bertemu Kampung Dongeng dan merasa cocok,” kata Ale.

Setelah bergabung dengan Kampung Dongeng, Ale lebih sering berkeliling sekolah-sekolah untuk mendongeng. Dalam satu bulan, dia bisa berkeliling ke-10 tempat. ”Penghasilannya lumayan, bisa untuk menambah uang kuliah,” ujar Ale.

Sementara Anizabella Putri Lesmana, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, mengaku, semasa kecil sang bunda selalu mendongeng untuknya sebagai pengantar tidur.

Banyak kisah disampaikan, mulai cerita nabi, dongeng tradisional seperti Timun Mas hingga kisah para putri terbitan Disney.

”Selalu suka, dongeng membuat saya senang berimajinasi dan lebih mudah menyampaikan sesuatu,” kata Bella, model dan artis film ini. Kini dia senang mendongeng untuk sepupu dan keponakannya yang masih kecil.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Profil SMA Trensains, Sekolah Paling Berprestasi 2025 di Indonesia Versi Puspresnas
Profil SMA Trensains, Sekolah Paling Berprestasi 2025 di Indonesia Versi Puspresnas
Edu
Curhat Orangtua soal Sekolah Rakyat: Sangat Terbantu, Ekonomi Sedang Susah
Curhat Orangtua soal Sekolah Rakyat: Sangat Terbantu, Ekonomi Sedang Susah
Edu
Hasil Seleksi Administrasi Beasiswa PDDI 2025 Diumumkan, Ini Cara Ceknya
Hasil Seleksi Administrasi Beasiswa PDDI 2025 Diumumkan, Ini Cara Ceknya
Edu
Cerita Orangtua Antar Anak Masuk Sekolah Rakyat: Bersyukur Meski Berat Melepas
Cerita Orangtua Antar Anak Masuk Sekolah Rakyat: Bersyukur Meski Berat Melepas
Edu
Jadwal Hari Kedua sampai Hari Kelima MPLS 2025 SD, SMP, SMA Sederajat
Jadwal Hari Kedua sampai Hari Kelima MPLS 2025 SD, SMP, SMA Sederajat
Edu
Sekolah yang Hanya Dapat 1 Murid Tetap Laksanakan MPLS 2025
Sekolah yang Hanya Dapat 1 Murid Tetap Laksanakan MPLS 2025
Edu
Antar Anak Hari Pertama Masuk Sekolah 2025, Nawaruci Telat Masuk Kerja
Antar Anak Hari Pertama Masuk Sekolah 2025, Nawaruci Telat Masuk Kerja
Edu
Tukin Dosen ASN Mulai Dicairkan untuk 31.066 Orang, Cek Besarannya
Tukin Dosen ASN Mulai Dicairkan untuk 31.066 Orang, Cek Besarannya
Edu
Siswa SMA/SMK di Sulbar Wajib Baca 20 Buku, Syarat Lulus dari Gubernur
Siswa SMA/SMK di Sulbar Wajib Baca 20 Buku, Syarat Lulus dari Gubernur
Edu
Gerakan Ayah Antar Anak di Hari Pertama Sekolah Dibuat Agar 'Fatherless' Berkurang
Gerakan Ayah Antar Anak di Hari Pertama Sekolah Dibuat Agar "Fatherless" Berkurang
Edu
Sekolah Rakyat di Kabupaten Bogor Resmi Buka, 100 Siswa Tinggal di Asrama
Sekolah Rakyat di Kabupaten Bogor Resmi Buka, 100 Siswa Tinggal di Asrama
Edu
Kipin Classroom Dorong Pemerataan Pembelajaran Digital Berbasis Chromebook untuk Daerah 3T
Kipin Classroom Dorong Pemerataan Pembelajaran Digital Berbasis Chromebook untuk Daerah 3T
Edu
Wamendikdasmen Larang Ada Tugas Merepotkan Orangtua Murid di MPLS 2025
Wamendikdasmen Larang Ada Tugas Merepotkan Orangtua Murid di MPLS 2025
Edu
Mengapa Orangtua Harus Antar Anak saat MPLS? Ini Kata Mendikdasmen
Mengapa Orangtua Harus Antar Anak saat MPLS? Ini Kata Mendikdasmen
Edu
Sekolah Rakyat Mulai Aktif Hari Ini, Siswa Dapat Banyak Fasilitas, Apa Saja?
Sekolah Rakyat Mulai Aktif Hari Ini, Siswa Dapat Banyak Fasilitas, Apa Saja?
Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau