Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/01/2014, 21:55 WIB
Jodhi Yudono

Penulis

Bunyi gendang dan akordion masih terus mengalun, Tiara pun mengikutinya dengan gerakan yang sesuai dengan tempo yang diciptakan oleh musik yang mengiringinya. Ketika memasuki klimaks gerakan, musik jeea sebentar, Tiara pun terduduk, diam. Diletakkannya bakul yang sedari tadi dibawanya.

Bunyi gendang mulai rancak terdengar. Gerakan Tiara pun kian dinamis? Awalnya dia menggerakan kedua tangannya, kakinya pun melangkah ke depan dan ke belakanga. Seluruh gubuhnya pun bergerak, Tiara menari dengan tangannya, dengan kakinya, dengan matanya, dan tentu saja dengan hatinya.

Tari "Gadis Ringkih", menurut Tiara, bercerita tentang gadis Palembang yang sedang mengayak beras, sambil menari. Tarian ini bisa dibawakan secara individu, tapi bisa juga dibawakan oleh lima penari. Biasanya tarian ini dibawakan untuk acara pernikahan, pergelaran seni.

Tiara mengaku, belajar menari sejak TK. Itulah sebabnya, gerak tari Tiara sudah luwes dan terasa menjiwai. Tarian pertama yang dia pelajati adalah tari "Rentak Tari", yang diangkat dari lagu daerah Prabumulih. Kak Viki Reds Sone, adalah guru Tiara sejak kls 6. Sementara yang mengajari menari Tiara saata masih sekolah di TK, adalah perempuan yang biasa diasapanya Teteh Nia.

Sampai sekarang sudah banyak tarian yang sudah dikuasai oleh Tiara. Sebutlah, Gadis Ringkih, Rentak Tari, Senyum Minang Manis, Laila Canggung, dan beberapa tari kreasi baru.

Selain tari, seni suara dan seni musik juga dipelajari oleh Tiara. Maka tak heran jika suara Tiara cukup merdu. Sulung tiga bersaudara ini bilng, dia belajar menyanyi dari sang ibU, sementara belajar musik melalui les musik.

Hari-hari Tiara adalah hari-hari yang padat. Senin hingga Kamis, Tiara berada di sekolah selama sembilan jam, masuk pukul 07.00 dan pulang pukul 16.00 WIB. Itulah sebabnya, Tiara baru bisa memperdalam seni pada hari Jumat hingga Minggu. Hari Jumat dan  Sabtu dia pulang sekolah pukul 12.00, sehingga dia bisa mengambil ekstra kurikulerdi sekolah tempatnya belajar, SMP N I Prabumulih. Sedang di hari Minggu, Tara belajar bersama pelatih di rumah.

Beruntunglah Tiara, karena kedua orang tuanya mendukungnya, baik dalam menuntut ilmu maupun dalam mempelajari minatnya, terutama di bidang seni. Kedua orang tuanya tentu saja mempersilakan anak-anaknya, terutama Tiara untuk melengkapi diri mereka dengan kemampuan di luar statuisnya sebagai pelajar. Maklumlah, karena Tiara termasuk anak yang cerdas. Tiara bilang, sejak kelas I sampai kelas VI, selalu beroleh peringkat pertama. Nilai untuk matematikanya sejak kelas satu hingga kelas VI selalu di atas sembilan. Sati-satunya nilai yang berangka delapan (8) cuma pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

Saat ditanya, kenapa kah Tiara suka seni, lulusan SD Prabumulih I ini mengatakan, "Seni itu bisa menghibur diri dan orang lain, kalau belajar terlalu sering harus diimbangi dengan seni."

Selanjutnya, keinginan Tiara terbesar saat ini adalah ingin menari ditonton oleh Bapak Presiden. Tiara juga kepingin seperti Sandrina yang memenangi sebuah acara pencarian bakat di televisi, dan juga kepingin seperti Agnes Monica dalam olah suara.

Namun, meski Tiara getol dalam bernyanyi dan menari, dirinya tetap mengutamakan belajar. Katanya, dia kepingin seperti dokter Tompi, ya nyanyi juga jadi dokter. Tiara kepingin kelak punya pekerjaan tetap. "Jadi, kalau sudah nggak bisa nyanyi, masih punya uang, hehehe," ujar Tiara.

Lantas seperti apa Tiara di mata salah satu gurunya? Menurut Pak Zul Kuspa, 50, guru seni budaya SMP 1 Prabumulih, Tiara itu pemberani di bidang seni, khususnya seni suara, musik, tari dan bahasa Inggris.

Namun, menurut Zul, bakat yang paling menonjol adalah dalam bidang menyanyi. Itulah sebabnya, setiap ada lomba menyanyi, Zul berusaha untuk mengusulkan kepada pihak sekolah agar mengirimkan Tiara. "Sejak Tiara masih di SD saya sudah tahu, waktu masuk SMP saya tinggal menyalurkan saja," ujar Zul.

Berkait dengan penghargaan yang diterima oleh Tiara dari Kementrian Pendidikan dan Budaya, Zul mengungkap, "Pihak sekolah sudah menyiapkan syukuran, biasanya lewat upacara bendera, setelah itu ada upacara khusus, untuk memotivasi anak lainnya."

Hmmm... tidak sia-sia saya harus menempuh ratusan kilometer hanya untuk menemui gadis kecil bernama Tiara Tarasati. Saya merasa banyak mendapat pelajaran justru dari bagaimana kedua orangtuanya mendidik anak-anaknya. Apa yang diperoleh Tiara kini, selain karena kasih sayang yang dilimpahkan kepadanya, menurut saya adalah karena doa-doa yang dilafalkan melalui dongeng oleh Dahril, tiap anak-anaknya menjelang tidur.

Terimakasih Pak Dahril, anda sudah memberikan ilmu yang hebat tentang bagaimana mendidik anak-anak dengan doa dan segenap kasih sayang. Semoga Allah memberi anda sekeluarga kebahagiaan selalu.

@JodhiY

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com