Mendikbud mengatakan, akses pendidikan kemudian memengaruhi ketersediaan dan keterjangkauan sekolah. Untuk itulah, Kemendikbud menyiapkan kebijakan agar ketersediaan dan keterjangkauan tersebut terpenuhi.
"Misalkan untuk urusan keterjangkauan kaitannya dengan budaya, sosial, ekonomi, geografis," katanya dalam konferensi pers Pra-Rembuk Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014 di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (5/3/2014) sore.
Kebijakan oleh kementerian itu, lanjut Mendikbud, salah satunya adalah pengadaan dana bantuan operasional sekolah (BOS).
"Dengan adanya BOS maka semakin banyak anak-anak terjangkau sekolahnya. BSM pun juga demikian. Itu semata-mata untuk menyelesaikan persoalan keterjangkauan akses," paparnya.
Nuh mengatakan, BOS adalah suatu instrumen yang luar biasa.
"Karena itu, ketika pada 2010-2012 BOS tidak bisa lancar, menjadi prioritas utama untuk kita bereskan agar bisa disalurkan tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat sasarannya," tukas Nuh.
Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2014 digelar selama dua hari, Kamis dan Jumat (6-7/3/2014), di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Mendikbud mengatakan, kegiatan ini akan membahas tentang evaluasi kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selama 2010-2014 yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) serta pemantapan kurikulum 2013 yang akan diterapkan secara menyeluruh di sekolah-sekolah di Indonesia.
"Tujuannya memetakan segala upaya yang sangat teknis bagaimana menerapkan kurikulum dengan baik. Jangan sampai kepala dinas tidak tahu jumlah murid dan guru yang akan dilatih," kata Nuh.