Laily mengaku, sistem edukasi yang sangat baik dengan kurikulum, tenaga pengajar dan pola ajar, serta lingkungan yang mendukung merupakan sedikit di antara alasannya menikmati proses belajar di Belanda. Tingginya fokus yang diberikan pada riset juga menjadi salah satu poin plus utama studinya.
"Di sini mahasiswa dibiasakan berfikir secara kritis dan sistematik serta mengemukakan gagasannya, baik secara lisan dan tertulis secara konstruktif dengan dasar yang logis dan empiris," kata Laily.
Direktur BUMN termuda di Indonesia itu mengatakan, sistem pengajaran yang ia dapatkan juga membiasakan mahasiswa untuk selalu berdiskusi dan mengemukakan pendapat secara terbuka, kelas yang partisipatif, serta group assignment. Pengajar akan memberikan waktu-waktu khusus untuk mahasiswa melakukan konsultasi.
"Jangan tanya soal fasilitas. Buat saya yang sangat suka membaca, perpustakaan yang disediakan kampus sangat luar biasa dengan akses ke jurnal-jurnal kenamaan dan internet yang sangat cepat," tutur Laily.
"Selain meluaskan jejaring, hal ini membuat saya semakin menghargai dan menerima perbedaan. Mengalami menjadi minoritas juga membuat saya lebih bisa berempati dan walau kedengaran klise, jauh dari tanah air benar benar membuat saya semakin mencintai Indonesia," katanya.
Laily mengatakan, sebagaimana mahasiswa Indonesia lainnya, kesempatan belajar di Belanda juga sesekali dia gunakan untuk menjelajahi Eropa yang kaya dengan wisata budaya dan peradabannya. Dari pengalamannya berwisata itu, Laily menyadari, bahwa potensi pariwisata Indonesia sangat besar apabila dikelola dengan benar. Posisinya sekarang sebagai Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (PT TWC) membuka kesempatan baginya untuk mengembangkan pariwisata Indonesia.
"Kita beruntung sebenar-benarnya telah menjadi warga Indonesia. Berbagai pengalaman ini yang saya rasa kemudian mendukung pencapaian saya dalam karir," ujar Laily.
Sepulangnya ke Indonesia, tutur Laily, semua hal itu sangat mendorongnya untuk aktif bergiat di gerakan-gerakan sosial di bidang pendidikan. Dia mengakui, jika menoleh ke belakang, rasanya tidak ada satu pun pengalaman yang saya sesali ketika saya berada di Belanda.
"Karena negeri kecil ini sudah mengajari saya begitu banyak hal hanya dalam waktu singkat," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.