Eddy Susanto, mahasiswa semester enam jurusan Asia Pacific Management di Ritsumeikan APU, menuturkan bahwa banyak kesempatan beasiswa diraih para pelajar Indonesia untuk menjadi mahasiswa internasional di kampus tersebut. Asalkan mau, menurut dia, jalan meraih cita-cita terbuka lebar.
"Pertama, cari beasiswa di sini harus seimbang antara prestasi akademik dan non akademik. Kita harus punya pengalaman berorganisasi, banyak bergaul dan bekerjasama dengan orang lain. Bukan cuma pintar di akademik," kata Eddy kepada Kompas.com di kampus Ritsumeikan APU, Beppu, Jepang, Sabtu (21/6/2014) lalu.
Eddy mengatakan, banyak pelajar Indonesia minder lebih dulu sebelum mencoba mengirimkan lamaran. Umumnya mereka beralasan tidak percaya diri melihat syarat atau pertimbangan beasiswa yang memberi porsi besar pada akademik.
"Trik kedua, jangan minder. Percaya diri, bahwa prestasi non akademik harus kuat. Itu yang akan menumbuhkan rasa percaya diri kita," kata Eddy.
Trik ketiga, lanjut alumnus SMKN 2 Surakarta ini, pelamar harus banyak berkonsultasi atau tidak malu mencari informasi ke teman atau orang lain. Ini akan memberi pemahaman baru buat si pelamar, khususnya tentang trik menulis aplikasi beasiswa.
"Keempat, tahu betul maksud dan tujuan berasiswa, apakah beasiswa itu cocok dengan kita dan tujuan kita. Saya dua kali mencoba apply beasiswa dan selalu gagal. Tapi saya tidak pernah menyerah," kata Eddy.
Sampai akhirnya, untuk ketiga kalinya mengirimkan aplikasi, Eddy akhirnya berhasil mendapatkan beasiswa. Dia meraih beasiswa dari Makita Scholarship Foundation.
"Saya bersyukur. Saya dapat dari Makita itu 100.000 yen per bulan. Saya mendapatkannya sejak tahun kedua lalu," tutur Eddy.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.