Tak hanya itu, kerja sama yang sangat baik pun dilakukan antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga sekolah penyelenggara. Bahkan, inovasi bidang pendidikan juga dilakukan guna mendukung kelancaran implementasi Kurikulum 2013.
Salah satu inovasi itu dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Jawa Timur, yang menginisiasi penggunaan rapor online dalam penilaian Kurikulum 2013. Inisiatif tersebut dinilai sebagai bentuk komitmen Kota Surabaya dalam melaksanakan Kurikulum 2013.
Inovasi rapor online tersebut merupakan yang pertama kalinya diterapkan di Indonesia, mulai dari jenjang SD hingga SMA/SMK. Inisiasi inovasi ini awalnya dilakukan dengan memetakan segala persoalan yang terjadi di lapangan. Hasilnya secara garis besar ada pada proses pembelajaran, cara memberikan penilaian, dan cara melaporkan penilaian tersebut. Hal ini mengingat dalam Kurikulum 2013 dituntut authentic assessment, yaitu memotret senyata-nyatanya penilaian peserta didik.
"Tak mungkin dilakukan secara manual atau parsial, tapi harus seperti film yang melihatnya secara terus-menerus. Dengan begitu, tidak cukup hanya penilaian di tengah atau akhir semester saja," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Ikhsan ketika ditemui di Surabaya, akhir Juni lalu.
Ikhsan mengatakan, jika penilaian sistem manual dilakukan terus-menerus, konsekuensinya guru akan disibukkan oleh urusan administratif. Untuk itu, perlu dikembangkan sistem yang memudahkan dan membantu guru dalam konteks implementasi Kurikulum 2013, terutama dalam aspek penilaian peserta didik. Karena itulah, para guru di Surabaya sepakat menerapkan sistem rapor online dengan format penilaian kuantitatif, kualitatif, mulai dari pengetahuan, keterampilan, hingga afeksinya secara berkelanjutan.
"Setelah selesai mengajar, guru langsung meng-input penilaiannya. Ada batas waktu input juga sehingga tak ada penyalahgunaan nilai murid. Ini untuk membangun akuntabilitas dan transparansi penilaian anak," ujar Ikhsan.
Saat ini, pelaksanaan rapor online di Surabaya sudah menginjak semester kedua pada tahun pelajaran 2013/2014 lalu. Pada semester satu, tantangan utamanya adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi tinggi (TIK). Guru wajib menguasai TIK untuk mempermudah memasukkan evaluasi peserta didik ke dalam format rapor online.
Dia menambahkan, semangat menggunakan rapor online itu adalah ingin meningkatkan layanan kepada orangtua untuk mengakses informasi yang berkelanjutan mengenai perkembangan anak dari waktu ke waktu. Rapor tersebut juga terus digunakan sebagai rekaman evaluasi peserta didik sesuai dengan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) untuk tiap jenjang pendidikan.
Sementara itu, Kepala SMA 16 Surabaya Sudarminto mengungkapkan awal implementasi rapor online tidak mudah, terutama untuk mengubah paradigma berpikir para guru di sekolah. Namun, pada semester dua, para guru ternyata merasa nyaman karena hal itu mudah dan tak lagi direpotkan oleh penghitungan nilai akhir semester berkat bantuan sistem ini.
"Dengan adanya sistem rapor online, semua guru di sekolah ini sudah melek teknologi dan mereka merasa nyaman karena data nilai sudah tersimpan aman di dinas," ujar Sudarminto.
(ARIFAH)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.