Pilihan tobat memang pertama-tama menyelamatkan jiwa pelakunya. Mengikuti gagasan Stephen R Covey, laku tobat itu sesungguhnya jalan beroleh kemenangan pribadi untuk selanjutnya mengunduh kemenangan publik. Kemenangan publik adalah episode hidup yang menjadi inspirasi bagi liyan.
Para pendidik adalah manusia lumrah. Tak heran jika mereka bisa kalah karena keliru memahami masalah, lalu terjebak pada pusaran hidup yang pekat jahat oleh aksi penuh hujat. Namun, ia bisa memilih jalan tobat.
Ya, jalan tobat itu sebuah pilihan. Sering kali datang hanya sekali. Sekejap pula. Tak heran jika tobat itu anugerah istimewa. Anugerah untuk beroleh kembali kebermartabatan jiwa.
Tobat itu laku membalik arah peziarahan. Oleh kelompoknya yang sesat, orang yang bertobat sering disebut pengkhianat. Nama baik, popularitas, bahkan keselamatan hidup sering harus dipertaruhkan untuk pertobatan.
Itu sebabnya niat bertobat sering membuat gamang. Dan pintu beroleh kembali jiwa mulia dan bermartabat kian sekejap dan menyempit. Pendidik yang bertobat adalah ”pecundang” yang memilih kebermartabatan jiwa, yang kembali ke takdir jati dirinya sebagai pendidik.
Sidharta Susila
Pendidik di Muntilan, Magelang