Kuliah di Luar Negeri, Gengsi atau Kebutuhan?

Kompas.com - 07/11/2014, 07:00 WIB

Pendidik Rhenald Kasali juga menekankan pentingnya mahasiswa mempunyai international exposure. Dia mengatakan, "Setiap mahasiswa harus memiliki surat izin memasuki dunia global".

Tanpa itu, mereka akan kesepian, "kuper", serta terkurung dalam kesempitan. Bagi mereka yang tak pernah melihat dunia, luar negeri terasa jauh, mahal, mewah, menembus batas kewajaran dan buang-buang uang. Padahal, dunia yang terbuka bisa membukakan sejuta kesempatan untuk maju dalam bentuk pengetahuan, teknologi, kedewasaan, dan kearifan.

Jadi, rasanya, sudah saatnya kita mengubah cara pandang yang menganggap bahwa kuliah di luar negeri hanyalah suatu kemewahan demi gengsi semata. Kita memerlukan percepatan di bidang pendidikan untuk bisa mengimbangi percepatan perubahan di dunia.

Asean Economic Community 2015 sudah di depan mata. Posisi Indonesia sebagai negara terbesar di kawasan ini, dan juga fakta bahwa Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, membuat posisi Indonesia semakin "seksi" di mata dunia. Namun, otomatis itu semua membuat tantangan semakin besar, karena ditambah dengan tantangan global lainnya.

Sejarah membuktikan, bahwa banyak pemimpin bangsa seperti Syahrir, Hatta, Habibie dan Gus Dur justru menemukan "eureka"-nya pada saat mereka menuntut ilmu di "negeri orang", yaitu pada saat mereka berada di luar zona kenyaman mereka. Rasanya, Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara, pun setuju kalau menuntut ilmu ke manca negara sejalan dengan konsep dasar pendidikan nasional kita yang dilahirkannya, yaitu bukan saja untuk mendapatkan ilmu kognitif (ngerti), tetapi juga ilmu afektif (rasa)/soft skills, wawasan dan psikomotorik (nglakoni). Karena, hanya dengan ilmu yang terintegrasi itulah, generasi muda kita mampu menjawab tantangan masa depan yang jauh lebih besar.

(Penulis adalah praktisi dan pengamat pendidikan yang kini bergiat sebagai Koordinator Tim Beasiswa di Netherlands Education Support Office/NESO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau