Demikian dikemukakan Wakil Kepala Delegasi Uni Eropa (UE), Colin Crooks, saat meresmikan pembukaan European Higher Education Fair/EHEF) atau Pameran Pendidikan Tinggi Eropa di Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (12/11/2014). Crooks menuturkan, secara total lebih dari 7.000 mahasiswa Indonesia saat ini sedang belajar di Eropa.
"Sekarang ini lebih dari 4.000 perguruan tinggi dan lebih dari 15.000 program S-2 di Eropa yang sudah menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar kuliah. Ini kesempatan bagi pelajar Indonesia," kata Crooks.
Crooks mengatakan, sekolah di luar negeri lebih dari sekadar mendapatkan kualifikasi akademik. Mereka (pelajar) bisa hidup lebih mandiri, memperluas wawasan dan jaringan di dunia internasional," ujar Crooks.
"Lebih penting lagi, ini sebuah kesempatan, bahwa setiap tahun Uni Eropa menyediakan lebih dari 1.800 beasiswa kepada mahasiswa Indonesia untuk menempuh pendidikan di sana," tambahnya.
Salah satu contohnya, pada pelaksanaan EHEF, pihak Netherlands Education Support Office (Neso) Indonesia menggelar presentasi beasiswa StuNed (Studeren in Nederland) atau Studi di Belanda di Gedung Rektorat Unhas, Makassar. Education Promotion Officer Netherlands Education Support Office (Neso) Indonesia, Inty Dienasari, Tahun lalu, lebih dari 2000 warga Indonesia, mulai pelajar tingkat menengah sampai sarjana, tertarik melanjutkan studi ke Belanda.
"Baru jam lima sore tadi sudah 2.600 pengunjung. Bahkan, yang hadir di presentasi beasiswa StuNed ada 100 orang lebih. Tahun ini kemungkinan besar akan bertambah yang mendaftar studi di Belanda," kata Inty.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.