Di balik nama besar Groningen, Hanze UAS merupakan salah satu perguruan tinggi terapan tertua di Belanda. Berdiri pada 1789, Hanze menjadi komunitas pelajar internasional yang saat ini jumlahnya mencapai 25.000 mahasiswa.
"Sebagai applied science university, Hanze memang kami dedikasikan untuk mereka yang membutuhkan ilmu pengetahuan terapan atau praktisi di bidang bisnis dan manajemen, komunikasi, seni, teknik, kesehatan dan ilmu-ilmu sosial. Khusus untuk mereka yang membidik karir spesifik," ujar Drs Simon J van der Wal, Manajer Pemasaran Internasional Hanze UAS di Jakarta, Minggu (16/11/2014).
Simon mengatakan, besarnya jumlah pelajar Indonesia menjadi tantangan bagi Hanze untuk mengajak sebanyak-banyaknya pelajar Indonesia menimba ilmu di Groningen yang merupakan kota pelajar di Belanda. Untuk tujuan tersebut, Hanze menawarkan program-program studi berbahasa Inggris baik untuk tingkat sarjana (S-1) maupun pascasarjana (S-2).
"Pendaftaran untuk S-1 dapat dilakukan dengan melampirkan nilai rapor kelas 1, 2, dan 3 yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Siswa harus punya skor IELTS 6.0 atau IBT Toefl 80-82, tapi ini bisa menyusul," ujar Simon.
Untuk S-2, Hanze bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi Eropa lainnya di Perancis, Inggris, Italia dan lainnya. Kerjasama double degree ini ditempuh selama dua sampai tiga tahun.
"Pelajar yang tertarik mendalami bidang seni biasanya datang pada kami untuk Fine Arts Painting dan Fine Arts Media, Art, Design and Technology, juga seni musik," kata Simon.
"Ini pertama kalinya kami langsung bertatap muka dengan pelajar Indonesia. Tahun lalu ada satu mahasiswa internasional kami berasal dari sini," ujar Jesper van de Vooren, Manajer Pemasaran dan Rekrutmen.
"Tapi, tak seperti sekolah bisnis kebanyakan di Belanda, kami hanya fokus pada bidang keuangan, yaitu Keuangan, Hukum dan Keuangan, dan Teknik Keuangan. Dengan hanya 35 mahasiswa untuk program S-2 dalam setahun, kami lebih fokus mengantarkan mahasiswa menggapai tujuan studinya," ujar Jesper.
Yang menarik, lanjut Jesper, Duisenberg menawarkan DSF Merit Scholarship, yaitu skema beasiswa berupa potongan uang kuliah (tuition fee) untuk mahasiswa non-Uni Eropa. Skema beasiswa ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu potongan uang kuliah 30 persen, 50 persen, dan 70 persen.
"Masih ada lagi skema lainnya, misalnya Woman in Finance Scholarship, Thesis Competition, Country Specific Scholarsip dan banyak lagi," kata Jesper.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.