"Ni Hao.... Ni Hao Ma?"

Kompas.com - 01/03/2015, 17:03 WIB
Hindra Liauw

Penulis

Bahasa Mandarin diperkenalkan ke sekolah-sekolah, selain bahasa Inggris yang memang wajib, karena sekolah ingin memberi nilai tambah bagi muridnya. "Negeri Tirai Bambu" ini tumbuh jadi salah satu penguasa ekonomi dunia. Nyatanya, Indonesia kini juga jadi sasaran empuk produk-produk buatan Tiongkok.

"Ketika memulai bahasa Mandarin di sekolah, kami kesulitan mencari guru. Awalnya, kami memakai guru-guru dari tempat les bahasa Mandarin, tetapi kemampuan menguasai kelas tidak cukup. Beruntung, sekarang mulai banyak guru bahasa Mandarin," ujar Yohanes.

Apalagi, Kedubes Tiongkok di Jakarta juga mendukung sekolah-sekolah yang mengajarkan bahasa Mandarin dengan memberi lokakarya, bahkan kesempatan kunjungan untuk belajar ke Tiongkok langsung. Saat ini, semakin banyak sekolah-bukan hanya di Jakarta, melainkan juga kota-kota lain-yang mengajarkan bahasa Mandarin di sekolah.

Program manajemen

Wakil Kepala SMKN 20 Jakarta Bidang Hubungan Masyarakat Shyla Lande mengatakan, pengajaran Bahasa Mandarin memang dikembangkan di sejumlah SMK program bisnis manajemen. Tujuannya agar murid SMK lebih kompetitif dalam dunia kerja. Peluang kerja di perusahaan Tiongkok yang ada di Indonesia kini terbuka bagi alumni SMK.

Kesulitan yang dihadapi sekolah, ujar Shyla, adalah soal guru. Guru-guru sebelumnya yang mendapat kesempatan belajar langsung ke Tiongkok untuk memperkuat pengajaran Bahasa Mandarin, satu per satu beralih kerja ke perusahaan yang lebih menjanjikan dengan gaji yang lumayan.

Bagi Emi, mengajari murid-muridnya berbahasa Mandarin menantang sekaligus memacu kreativitas. Emi juga mengajar bahasa Mandarin di SMA Al-Azhar Jakarta dan pelatihan calon tenaga kerja Indonesia ke Taiwan.

Dia harus mengajari murid membedakan empat bunyi nada untuk membedakan makna hurufnya. Setiap huruf Mandarin bisa mempunyai cara pengucapan yang sama. Jika terdapat perbedaan nada, makna huruf yang diucapkan akan berbeda pula.

Selain mempelajari cara pelafalan yang baik dan tepat (pinyin), mereka yang belajar bahasa Mandarin juga harus mempelajari cara penulisan huruf Mandarin. "Murid saya dorong tekun belajar. Saya senang ketika ada murid yang bekerja di perusahaan Tiongkok dan sedikit-sedikit bisa mempraktikkan bahasa Mandarin," ujar Emi. (ESTER LINCE NAPITUPULU)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau