Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendidikan Gratis Tidak Sekadar Wacana

Kompas.com - 02/04/2015, 15:34 WIB

Gratis itu tidak identik murah dan berkualitas rendah. ”Paling tidak, kami bisa mengawasi kualitas seragam atau ukurannya. Diberi fasilitas gratis kalau ukurannya tidak pas atau tidak memikirkan pertumbuhan siswa akhirnya tidak cukup, kan, malah tidak bisa digunakan,” ujar Ketua Dewan Pendidikan Kota Blitar Dwi Sadewo.

Dia mengaku juga khawatir tentang pemberian fasilitas tablet kepada siswa. Tapi ketika itu disiapkan untuk menunjang belajar-mengajar dan mempermudah akses buku elektronik, itu dinilai sangat membantu siswa. ”Apalagi perangkat tersebut sudah dirancang tidak bisa untuk game dan membuka situs porno,” kata Dwi.

Terobosan bidang pendidikan yang digagas Wali Kota Blitar Muhammad Samanhudi Anwar tidak berhenti sampai di situ. Secara bertahap semua siswa ditargetkan menggunakan tablet. Bahkan mulai 2016, sudah direncanakan setiap siswa mendapatkan uang jajan dalam bentuk voucer atau kartu mirip kartu kredit.

Kalau siswa jajan di sekolah tinggal menukar voucer atau menggesekkan kartu itu. Inovasi itu akan lebih aman dan tidak merepotkan dan langkah itu melibatkan perbankan. ”Saya ingin siswa di Kota Blitar ke sekolah ibaratnya hanya modal dengkul. Kalau masih ada yang enggan sekolah, ya, kebangetan,” kata Samanhudi.

Bantuan kuliah

Bahkan mulai tahun ini, setiap siswa SMA/SMK negeri Kota Blitar yang melanjutkan kuliah langsung mendapatkan uang Rp 1 juta. Syaratnya siswa menunjukkan bukti diterima di perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. ”Kamu mau kuliah di mana?” tanyanya kepada Afina Putri Cahyani, siswa SMAN 3 Blitar yang sedang mengikuti praujian nasional.

Afina menjawab akan melanjutkan kuliah di Universitas Airlangga, Surabaya. ”Oh, nanti dapat duit Rp 1 juta,” katanya disambut tawa siswa.

Menurut Samanhudi, program yang digagasnya itu saling terkait. Uang Rp 1 juta bisa merangsang semangat warga Blitar untuk melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya. Sekolah gratis dan angkutan gratis juga diharapkan meningkatkan kesejahteraan warga.

Angkutan kota yang sepi penumpang terikat kontrak sudah otomatis mendapatkan penghasilan dari APBD, mereka tidak perlu berebut penumpang anak sekolah. ”Di luar jam berangkat dan pulang sekolah, sopirnya bisa mengangkut penumpang umum,” ujarnya.

Selain memberi perhatian bagi dunia pendidikan, Pemerintah Kota Blitar juga menggulirkan program menggerakkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dengan memberikan modal usaha kepada 1.500 pelaku usaha per tahun. Warga setempat pun semakin leluasa mendongkrak ekonominya karena berbagai kemudahan, termasuk mengurus izin usaha dan akses modal. Paling tidak urusan biaya pendidikan anak nihil dan pedagang kaki lima semakin tertib. Warga pun, terutama pelajar, bebas mengakses internet secara gratis. Inilah tipe kota cerdas yang terus membuka peluang bagi pencerdasan kaum muda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com