KOMPAS.com – Membicarakan masalah pendidikan tanpa solusi hari ini rasanya sudah ketinggalan zaman. Masyarakat lebih membutuhkan bukti nyata untuk memajukan sumber daya manusia daripada hanya sekedar protes belaka.
Terlebih lagi, menghadapi kebijakan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang sudah mulai berjalan tahun 2015 ini. Indonesia sebaiknya mulai mempersiapkan strategi meningkatkan mutu pendidikan agar menghasilkan kualitas tenaga kerja terbaik.
Sebenarnya tidak hanya Indonesia, namun kerja sama ini juga harus dibangun oleh negara-negara ASEAN. Sebab MEA tidak hanya menyasar satu negara saja, namun melibatkan seluruh Asia Tenggara untuk menciptakan pasar yang potensial bagi penanaman modal asing.
Tak bisa dimungkiri bahwa pendidikan merupakan jembatan yang dapat membentuk kepercayaan dan kerja sama antarnegara ASEAN. Di sini lah peran Organisasi Menteri-menteri Pendidikan di Asia Tenggara (SEAMEO) sebagai lembaga pemerintahan dalam bidang pendidikan.
Kehadiran SEAMEO dinilai membantu pemecahan masalah dan keterbatasan dalam meningkatkan kualitas dan akses pendidikan. Adanya penelitian antarnegara yang notabene memiliki kondisi dan masalah serupa pun dapat menghadirkan solusi sekaligus jalan keluar untuk memajukan Asia Tenggara.
Peran nyata SEAMEO
Indonesia merupakan anggota SEAMEO dengan Regional Centre atau insitusi spesialis terbanyak di antara negara anggota lainnya. Regional Centre ini bergerak dalam berbagai program pelatihan dan penelitian di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya.
Salah satu Regional Centre yang berperan aktif melakukan penelitian dan pelatihan di Indonesia ialah SEAMEO Regional Centre for Tropical Biology (SEAMEO BIOTROP). Lembaga ini fokus pada pembangunan berkelanjutan terkait biologi tropika di Asia Tenggara.
BIOTROP membantu negara anggota SEAMEO mengembangkan keahlian untuk meneliti, mencari solusi, serta melakukan pendekatan alternatif untuk masalah biologis kritis, seperti penanganan hutan, hasil bumi, dan perairan. Dua program di antaranya menangani masalah Weeds and Invasive Alien Species dan microtoxin pada tanaman.
Weeds and Invasive Alien Species merupakan antisipasi pertumbuhan bibit tanaman asing yang dibawa dari luar negaeri, kemudian berkecambah, menyebar, dan menguasai lahan pertanian. Sementara itu, microtoxin adalah jamur pada makanan yang dapat merangsang munculnya penyakit pada tubuh manusia, seperti kanker dan penyakit berat lainnya.
“Lembaga kami berupaya untuk mengantisipasi dua kasus ini dengan membangun karantina dan mengadakan pelatihan bagi pihak-pihak terkait agar mereka mampu melakukan penanganannya. Kami juga melakukan penelitian dan menyebarkan hasilnya sehingga bibit asing maupun microtoxin tidak berkembang lebih jauh,” Kata Direktur SEAMEO BIOTROP Dr Irdika Mansur pada Kompas.com, Minggu (4/10/2015).
Selain itu, BIOTROP pun menjalankan program income generation. Ini merupakan penelitian dan pengembangan teknologi sederhana berbasis biologi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
“Disebut juga argo industri dan budidaya strategis. Kami mengembangkan bibit-bibit tanaman bernilai tinggi sehingga petani bisa panen lebih banyak, misalnya dengan kultur jaringan. Contohnya, jika dulu impor, sekarang kita sudah menjadi pengekspor pisang cavendish,” ujar Irdika.
Teknologi ini juga menjadi usaha penanganan menyempitnya lahan pertanian di Indonesia. Alternatif selain argo industri adalah menggeser sawah-sawah ke dekat tambang yang lebih mudah mendapatkan sumber air dan lahannya sudah ditata.
Irdika melanjutkan, BIOTROP juga mendampingi usaha masyarakat dan menjembatani distribusi pasar. Penjualan diatur dengan menghubungkan petani dan pengumpul dengan kesepakatan yang menguntungkan kedua pihak.
Pusat penelitian BIOTROP yang berlokasi di Bogor terbuka bagi sekolah atau masyarakat umum. Di sana masyarakat bisa mendapatkan pelatihan dalam bidang kultur jaringan, pengembangbiakan tanaman, dan keterampilan lainnya
“Kami juga bersinergi dengan masyarakat umum, bahkan sampai arisan ibu-ibu agar teknologi ini bisa memancing mereka untuk lebih kreatif dan industri kita bertumbuh,” ujar Irdika.
Tidak hanya BIOTROP, SEAMEO juga memiliki pusat penelitian dalam bidang makanan dan nutrisi (SEAMEO RECFON). Lembaga ini mengidentifikasi tantangan dan mengembangkan solusi mengenai pangan dan gizi.
RECFON mencari jalan keluar mengenai kekurangan gizi sesuai dengan pola makan masyarakat lokal. Misalnya, kekurangan zat besi pada penduduk di Lombok maka RECFON akan mencari solusi memanfaatkan sumber pangan daerah tersebut.
“Karena kita tidak bisa menyamakan keunikan satu daerah dengan lainnya maka kami ingin membuat panduan umum gizi seimbang bagi masyarakat. Kegiatan ini bekerja sama dengan akademisi, dinas kesehatan, dan mitra di berbagai daerah,” kata Deputi Direktur Program SEAMEO RECFON Dr Umi Fahmida kepada Kompas.com, Selasa (6/10/2015).
Panduan ini akan diimplementasikan dalam aplikasi yang dikembangkan SEAMEO RECFON yang disebut Optifood. Aplikasi memiliki parameter ketersediaan pangan, pola konsumsi, serta harga dan daya beli pangan masyarakat.
Optifood bertujuan untuk peningkatan kapasitas masyarakat terkait penguatan pangan dan gizi. Nantinya, masyarakat dapat menyesuaikan kebutuhan dan kecukupan gizi mereka dengan makanan lokal.
SEAMEO RECFON juga membuka pelatihan serta pendidikan tingkat lanjut bagi masyarakat dan akademisi dalam bidang gizi. Program pendidikan ini mencakup pelatihan regional, kursus singkat, pelatihan keamanan pangan, roll out courses, dan Program Kepemimpinan Ahli Gizi di Asia Tenggara (SoutEast Asian Nutrition Leadership Program).
SEAMEO RECFON turut memberikan konsultasi di tingkat internasional, antara lain pengembangan platform REFCON yang sama di negara-negara SEAMEO dan mengembangkan kurikulum di Program Magister Gizi dan Epidemiologi di National Institute of Public Health Cambodia.
Penelitian kedua lembaga ini nantinya tidak hanya akan diterapkan di Indonesia namun juga menjadi pedoman bagi kemajuan negara-negara anggota SEAMEO. Pada akhirnya diharapkan peran serta ini dapat membantu mengembangkan wilayah Asia Tenggara menjadi regional dengan daya saing tinggi di Asia dan dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.