Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasanudin Abdurakhman
Doktor Fisika Terapan

Doktor di bidang fisika terapan dari Tohoku University, Jepang. Pernah bekerja sebagai peneliti di dua universitas di Jepang, kini bekerja sebagai General Manager for Business Development di sebuah perusahaan Jepang di Jakarta.

Tersesat di Jalan yang Lurus

Kompas.com - 04/03/2016, 07:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Tidakkah sayang dengan ilmu yang selama ini dipelajari? Kalau ditanya seperti itu saya akan balik bertanya, “Kenapa sayang? Apakah dengan belajar ilmu baru, ilmu lama kita jadi hilang?”

Tidak. Ilmu kita tidak hilang. Ilmu itu selalu siap kita pakai lagi kalau kita membutuhkannya lagi. Atau bahkan kita mungkin sering memakainya tanpa kita sadari, karena ia sudah menjadi bagian dari cara berpikir kita.

Yang mungkin lebih dikhawatirkan orang adalah soal gengsi. Masak seorang doktor fisika kok mengurusi hal-hal yang sepele. Untungnya saya tidak punya gengsi itu. Bagi saya belajar dan bekerja itu mulia, apapun bidang yang saya tekuni.

Ada orang yang enggan berpindah jalur. Itu pilihan pribadi setiap individu. Tapi penting untuk bertanya, apa alasannya? Pindah jalur bagi saya adalah sarana untuk belajar sesuatu yang baru. Itu akan memperluas cakupan bidang yang yang saya pelajari.

Apa itu berarti yang tidak pindah jalur tidak (bisa) belajar? Bukan begitu. Pindah jalur memungkinkan orang memperluas cakupan belajar, sedangkan fokus pada suatu bidang membuat orang bisa belajar lebih mendalam.

Jadi, kita berhadapan dengan dua pilihan yang baik: going wider atau going deeper. Pilihan ada di tangan Anda.

Yang tidak baik adalah orang yang enggan pindah jalur karena ia sebenarnya enggan belajar sesuatu yang baru, atau lebih buruk lagi, dia tak mampu belajar sesuatu yang baru.

Saya bahkan baru menyadari belakangan bagaimana pilihan saya untuk bekerja mengelola pabrik setelah sekian lama bekerja di bidang riset ternyata sangat penting bagi perjalanan karir saya selanjutnya.

Hal itu baru saya sadari saat saya diwawancara untuk pekerjaan baru, yang kini saya tekuni. Saya bekerja sebagai business developer sebuah perusahaan produsen bahan maju (advanced materials).

Tugas saya mengaji berbagai aspek untuk membuka unit bisnis baru, meliputi kajian regulasi, biaya, sumber daya, dan sebagainya. Di satu sisi saya harus paham teknologinya, di sisi lain saya harus paham aspek bisnisnya.

Saat itu saya baru sadar bahwa saya punya dua ketrampilan utama yang sangat jarang dimiliki orang, yaitu kemampuan riset di bidang fisika/kimia material, dan kemampuan mengelola perusahaan.

Tentu saja masih ditambah dengan ketrampilan lain yaitu bahasa Jepang dan Inggris serta ketrampilan menulis dan berbicara di depan publik. Dalam situasi itu saya sangat bersyukur bahwa saya dulu pernah pindah jalur.

Jadi, pindah jalur bukan berarti kita terbuang dari bidang kita. Kita hanya membuka diri untuk berkelana ke berbagai bidang.

Tulisan Hasanudin Abdurakhman lain bisa dibaca juga di http://abdurakhman.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com