Maaf... Beasiswa "Short Course" Bukan Sekadar Iseng Berhadiah!

Kompas.com - 08/03/2016, 07:42 WIB
M Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 11 penerima beasiswa short course program beasiswa Studeren in Nederland (StuNed), Senin (7/3/2016), menerima pembekalan tentang aspek studi dan tinggal di Belanda. Netherlands Education Support Office (Nuffic Neso) Indonesia memberi pembekalan tersebut sebagai bagian dari Pre Departure Briefing para penerima beasiswa.

"Maaf, ini (short course) bukan iseng-iseng berhadiah. Bukan beasiswa main-main dan tidak penting dibandingkan dengan beasiswa S-2 atau S-3. Short cource adalah refresher course, sebagai batu loncatan meningkatkan ilmu yang sudah Anda miliki sebagai profesional," ujar Indy Hardono, Koordinator Tim Beasiswa Nuffic Neso Indonesia di kantornya.

Indy mengatakan, karakteristik program short course atau kursus singkat adalah upaya peningkatan dan pemutakhiran pengetahuan dan keterampilan para penerima beasiswa, terkait bidang pekerjaan masing-masing. Profil penerima beasiswa itu beraneka ragam, mulai akademisi perguruan tinggi, peneliti, staf lembaga pemerintah dan juga pegawai swasta.

"Mereka adalah profesional di bidangnya yang ingin update pengetahuan sehingga bisa memperkuat kontribusinya untuk Indonesia melalui tempat mereka bekerja," kata Indy.

M LATIEF/KOMPAS.com Program short course merupakan salah satu program dari beasiswa StuNed yang dikelola oleh Nuffic Neso Indonesia. Ada beberapa bidang yang mendapat perhatian dalam periode short course dan berkaitan dengan area prioritas kerjasama bilateral antara Indonesia dan Belanda.
Matching

Program short course merupakan salah satu program dari beasiswa StuNed yang dikelola oleh Nuffic Neso Indonesia. Bidang yang mendapat perhatian dalam periode short course tersebut meliputi agro pangan dan hortikultura; manajemen kesehatan; perdagangan internasional, keuangan, dan ekonomi; transportasi dan agro logistik, serta infrastruktur. Semua bidang tersebut berkaitan dengan area prioritas kerjasama bilateral antara Indonesia dan Belanda.

Hal itu setidaknya diakui oleh Lucky Nugroho, Busines Financial Analyst di PT Bank Syariah Mandiri. Lucky meraih beasiswa StuNed tersebut untuk menempuh kursus singkat mengenai konsep-konsep Local Economic Development (LED) di Erasmus University Rotterdam.

"Buat saya program ini matching. Kenapa cocok, karena memang nyambung sekali dengan visi kami di BSM. Ke depan kami akan banyak buka cabang di banyak daerah, terutama pedesaan yang akan banyak bermitra dengan masyarakat lokal," tutur Lucky.

Hal senada juga diakui oleh Yacinta Esti, Regional Advisor fo Coordination on Food, Agriculture, Forestry di GIZ. Sesuai rencana, dia akan memperdalam pengetahuannya tentang agriculture in transition di Universitas Wageningen.

"Kami membangun intervensi di bidang pertanian, terutama dalam menjembatani kebijakan pemerintah daerah dan kebutuhan masyarakat. Jadi semacam upaya mempertemukan mix and match antara program pemerintah dan masyarakat daerah," ujar Esti. 

Esti mengaku sudah membawa semua bahan penelitiannya di lapangan untuk didiskusikan dengan para dosen di Wageningen. Dari diskusi itu dia bisa melihat temuannya selama ini bisa diaplikasikan atau tidak. 

"Tak hanya dengan dosen, tapi juga sesama penerima beasiswa di sana," ujarnya.

Saat ini batas pendaftaran aplikasi program short course StuNed untuk periode 2016 adalah 1 Oktober 2016, yaitu untuk studi di Belanda pada 2017 mendatang. Informasi lebih lanjut mengenai beasiswa ini bisa dilihat di http://www.nesoindonesia.or.id/beasiswa/stuned/stuned.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau