Penyuka buah kolang-kaling ini juga tekun meneliti peran dan keterlibatan perempuan Indonesia keturunan Tionghoa sejak zaman penjajahan Belanda. Ini salah satu penelitian yang dirampungkannya cukup lama di Belanda. Hasilnya ditulis dalam esai, “The Making of the Indonesian Chinese Woman”, yang dapat dibaca utuh dalam buku yang disunting Elsbeth Locher Scholten dan Anke Niehof, Indonesian Women in Focus, Past and Present Notions (Leiden KITLV Press, 1992).
Untuk penelitiannya yang tekun selama 30 tahun terakhir tentang kebudayaan peranakan Tionghoa di Indonesia, sudah sangat banyak buku yang dihasilkannya, juga penghargaan yang diberikan.
Salah satunya, Nabil Award 2009 yang dianugerahkan karena Myra Sidharta dinilai sangat besar peranannya dalam historiografi sejarah peranakan Tionghoa di Indonesia. Bahkan ia melakukannya sejak pemerintahan Orde Baru, masa yang menabukan hal-hal yang berbau Tionghoa dalam penulisan sejarah.
Demikian kisah psikolog yang alih profesi menjadi sinolog ini. Sinologi adalah ilmu pengetahuan tentang bahasa dan kebudayaan Cina. “Kalau saya masih psikolog, mungkin saya sudah kalah ilmu, dilibas oleh para psikolog muda. Karena saya sinolog, maka saya masih dipakai sampai kini,” kata penggemar batik ini sambil tersenyum.
Lalu, apa tipsnya untuk selalu bersemangat menulis bahkan sampai usia sangat senja ini? “Kumpulkan saja semua materi, jangan berharap yang besar, misalnya pasti menjadi buku. Sebetulnya, yang menyenangkan dan nikmat adalah prosesnya,” kata Myra yang sore itu ingin segera menuju supermarket, membeli buah atap kesukaannya.
Depok, 6 Maret 2016.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.