KOMPAS.com - Apakah Anda tergolong sebagai seorang yang profesional dalam bidang Anda? Bila Anda ragu untuk menjawab, tak ada salahnya Anda meluangkan week end Anda sejenak bersama buku "Filsafat untuk Para Profesional" yang disusun oleh para dosen filsafat bagi para profesional di kota besar.
Berbagai profesi yang umum di kota besar, seperti tenaga kesehatan, sastrawan, ahli kecantikan, perancang busana, pekerja iklan, agamawan bahkan asisten rumah tangga dan para pensiunan dibahas satu per satu dengan bantuan refleksi para filsuf dunia.
Muncul berbagai nama filsuf yang tak asing seperti Heidegger, Platon, Epikuros, Hegel, Marx, Feurbach, Simmel, Marcuse, dan Marleau-Ponty untuk mendalami setiap profesi yang dibahas.
Siapakah Kaum Profesional?
Di bagian awal, kita diajak untuk memahami siapa yang disebut sebagai kaum profesional secara lebih luas.
Tilikan filsafat yang paling tampak dalam buku ini adalah berusaha memahami kaum profesional, bukan hanya mereka yang dibayar karena keterampilan teknisnya, tetapi mereka yang juga berkomitmen di depan publik untuk melaksanakan pekerjaan yang mereka jalani.
Mudahnya, seorang dokter profesional tidak hanya selesai ketika memiliki keterampilan teknis kedokteran dan dihargai karena keterampilan tersebut. Akan tetapi, seorang dokter yang profesional adalah dokter yang juga melaksanakan kewajiban sebagai seorang dokter seperti yang diucapkan dalam sumpah dokter.
Adanya komitmen dalam pekerjaan itulah yang menjadi salah satu pembeda pokok kaum profesional dan nonprofesional, selain keterampilan teknis dan upah yang diterima karenanya.
Komitmen itu juga berlaku untuk profesi-profesi yang lain, entah itu politisi, agamawan, wartawan, sopir, insinyur teknik, dan lain-lain.
Komitmen itu pulalah yang dapat kita gunakan untuk menilai profesionalitas seseorang. Seorang anggota parlemen yang tertangkap tangan dalam kasus korupsi, pastilah bukan seorang anggota parlemen yang profesional.
Mungkin ada kecakapan teknis yang dimiliki, tetapi tidak ada perwujudan komitmen yang dijalankan oleh si pelaku.
Penyelidikan lebih lanjut dalam buku ini memperlihatkan bahwa profesi akhirnya ikut membentuk identitas dan karakter seorang manusia, menjadi bagian pencarian makna hidup dan kebahagiaan, dan akhirnya juga menunjukkan manusia macam apa yang menyandangnya.
Masa pensiun kaum profesional
Bagaimana dengan para pensiunan, apakah mereka masih dapat disebut kaum profesional?
Dalam buku tersebut, para pensiunan dipandang sebagai mereka yang masuk dalam masa krisis, yaitu kecemasan sekaligus juga kematangan.